Tips Kesehatan

Proses Hemodialisa dan Kapan Penderita Penyakit Ginjal Harus Cuci Darah

Gagal ginjal stadium akhir adalah kondisi ketika penderita penyakit ginjal mengalami kehilangan sekitar 85-90 persen fungsi ginjal

tribun bali/dwisuputra
grafis cuci darah 

Mesin ginjal buatan (hemodializer) berfungsi membuang limbah, bahan kimia, dan kelebihan cairan tubuh. Cuci darah dapat menjaga keseimbangan tubuh dengan cara:

  • Menyaring limbah, garam, dan kelebihan air untuk mencegah zat tersebut menumpuk di dalam tubuh
  • Menjaga tubuh dari penumpukan bahan kimia tertentu dalam darah seperti kalium, natrium, dan bikarbonat
  • Mengontrol tekanan darah 

Cuci darah ini dapat dilakukan di rumah sakit atau penyedia jasa dialisis. Proses cuci darah dilakukan dengan cara darah penderita dimasukkan ke mesin ginjal buatan, dibersihkan, lalu dikembalikan ke dalam tubuh.

Baca juga: Gagal Ginjal Pada Usia Muda, Ketahui Penyebabnya

Untuk memasukkan darah ke dalam ginjal buatan, dokter perlu membuat akses (pintu masuk) ke dalam pembuluh darah. Pembuatan akses ini memerlukan operasi kecil pada lengan atau kaki penderitanya.

Terkadang, akses dibuat dengan menghubungkan arteri ke vena di bawah kulit. Tujuannya untuk membuat pembuluh darah dengan ukuran lebih besar yang disebut fistula.

Namun, jika pembuluh darah tidak cukup untuk fistula, dokter akan menggunakan tabung plastik lembut untuk menghubungkan arteri dan vena di bawah kulit pasien. Prosedur ini disebut cangkok.

Ada juga pembuatan akses darah menggunakan selang plastik yang disebut kateter. Kateter dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar di leher penderitanya. Selama cuci darah, penderita akan disarankan duduk atau berbaring dalam posisi nyaman.

Dokter atau petugas kesehatan lainnya lalu memasang jarum ke akses keluar masuk darah. Pompa di mesin cuci darah kemudian mengeluarkan darah dari tubuh, dan menyaring limbah sampai kelebihan cairan dari tubuh.

Oleh mesin, darah yang sudah bersih lalu dimasukkan kembali ke tubuh lewat akses utama. Lamanya proses cuci darah bisa berbeda-beda pada setiap penderita penyakit ginjal, tergantung kondisi kesehatan masing-masing.

Ada pasien yang harus menjalani cuci darah tiga sampai lima jam sekali perawatan. Intensitasnya juga berlainan, ada yang sampai dua kali dalam seminggu, ada juga yang tiga kali seminggu.

Cuci darah ini banyak diberikan kepada penderita dengan tanda penyakit ginjal sudah mencapai stadium akhir atau gagal ginjal.

Cuci darah bisa permanen atau sementara, tergantung kondisi ginjal dan kesehatan penderitanya. Jika kondisi penyakit ginjal membaik setelah pengobatan, cuci darah tidak perlu dilanjutkan.

Tapi, jika kondisi gagal ginjal kronis atau memasuki stadium akhir, penderita biasanya memerlukan cuci darah seumur hidup.

(Kompas.com/Irawan Sapto Adhi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Penderita Penyakit Ginjal Harus Cuci Darah?

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved