Human Interest Story
Kisah I Wayan Jeladi, Purnawirawan Polri yang Pilih Lanjutkan Hidup Menjadi Driver Ojek Online
Wayan Jeladi merupakan seorang Purnawirawan Kepolisian Republik Indonesia yang kini melanjutkan hidup mengisi waktu sehari-harinya dengan menjadi
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Semangatnya seolah tak pernah luntur, Wayan bahkan mau mengikuti pelatihan khusus menjadi pengemudi ojek online, ia mempelajari bagaimana teknis menggunakan aplikasi ojek online dengan baik dan benar.
Baca juga: Kisah Pemuda Tak Tega Lihat Dagangan Ibunya Sepi Lalu Beli Sendiri Lewat Ojek Online
Tiga hari awal menjadi Ojol, Wayan dibantu dan dituntun oleh rekannya yang membantu dia memberikan informasi pendaftaran ojek online itu.
Selepas itu, ia mulai aktif menerima penumpang secara mandiri. Baik order penumpang, makanan, pengiriman barang, belanja barang selalu ia terima pekerjaan itu. Tetap bekerja dan bersyukur atas hasil apapun adalah prinsip bakunya.
"Pengalaman saya menjadi ojek online yang paling unik adalah saat malam-malam saya pernah kesasar di kuburan kondisinya gelap tidak ada penerangan, yang order juga orang luar Bali menginap di sebuah vila kawasan itu, juga tidak bisa mengarahkan karena tidak hafal lokasi, tapi akhirnya saya terus berusaha bagaimana mengantarkan pesanan makanan Pizza seharga Rp 600 ribu itu," ungkapnya.
"Saya juga pernah beli nasi goreng di Tohpati untuk diantarkan ke daerah Sanur, namun pemesan saya cari di lokasi tidak ada sampai pada akhirnya setelah beberapa lama saya menunggu saya bisa bawa pulang untuk makan istri saya," sambungnya.
Wayan Jeladi pun bergabung dalam Komunitas ojek online di wilayahnya bernama Komunitas Goyang.
Ia kerap bertukar pikiran dan pengalaman dengan rekan-rekannya yang mayoritas masih berusia muda.
Menurut dia, komunitas ojek online yang ia ikuti memiliki rasa solidaritas tinggi antar anggota maupun luar anggota, rasa persaudaraan yang terus dipupuk itulah yang menambah semangat Wayan menekuni profesi barunya ini.
Meski tak seperti driver lainnya yang mampu aktif mencari pelanggan dari pagi sampai malam. Wayan hanya mengaktifkan jasanya setiap sore hingga malam hari pukul 15.00 Wita hingga 20.00 Wita.
Wayan biasa mangkal di wilayah Batubulan, Sukawati di restaurant yang dirasa ramai pelanggan.
Namun tak main-main, Wayan selalu menyanggupi di mana pun pemesan berada, ia pernah mengantarkan pesanan sampai daerah Nusa Dua, Ubud, dan Kota Denpasar.
"Saya menjadi driver juga menyesuaikan kemampuan saya tidak memaksakan diri, pengelihatan sudah mulai kabur, pengetahuan teknologi juga masih terbatas, saya juga tidak bisa Gacor seperti driver lainnya, saya hanya menjalani sesuai permintaan saja yang saya dapat saja," kata kakek yang sudah memiliki 4 cucu itu dengan penuh rasa syukur.
Baca juga: Driver Ojek Online Ditusuk Penumpang, Baru 100 Meter dari Lokasi Penjemputan, Ponsel Dirampas
Sehari-hari pada masa pandemi COVID-19, diakui Wayan kondisinya berbeda dari sebelum masa pandemi COViD-19.
Di masa-masa saat ini ia hanya melayani pelanggan 1-2 orderan, sedangkan sebelum pandemi bisa sampai 10 orderan ia terima.
"Kalau masa - masa sekarang ini bawa pulang hasil ojek di bawah Rp 100 ribu, kalau dulu sebelum pandemi bisa di atas Rp 100 ribu, uangnya biasa saya pakai untuk mengisi kebutuhan pokok dan membeli makan merawat ayam dan burung," tutur dia.