Human Interest Story
Kisah I Wayan Jeladi, Purnawirawan Polri yang Pilih Lanjutkan Hidup Menjadi Driver Ojek Online
Wayan Jeladi merupakan seorang Purnawirawan Kepolisian Republik Indonesia yang kini melanjutkan hidup mengisi waktu sehari-harinya dengan menjadi
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Menjadi driver ojol, ia sempat tidak didukung oleh istri dan anak serta menantunya untuk yang khawatir dengan kondisi Wayan. Hal itu diungkapkan oleh sang istri, Ni Nengah Sarini (58).
"Saya sebagai istri khawatirnya luar biasa dulu, memikirkan kondisi kesehatannya, apalagi masa COVID-19 kerja sampai malam, angin malam, mata tidak begitu jelas, sampai sempat kesasar juga ke kuburan," ungkap sang istri
Meski begitu, Wayan berupaya meyakinkan istri dan dua anaknya agar diizinkan beraktivitas ojek online.
Karier Kepolisian I Wayan Jeladi
Lahir sebagai anak seorang petani di Desa Muncan, Kabupaten Karangasem, Bali, Wayan Jeladi mengaku sudah bercita-cita menjadi seorang polisi sejak dini.
Namun cita-citanya sempat terbentur dukungan dari orang tua, yang kala itu ingin Wayan menjadi guru, namun Wayan akhirnya tetap memilih jalan menjadi seorang polisi.
Alasan orang tua tak mengizinkan Wayan Jeladi menjadi seorang polisi ialah karena khawatir ditugaskan jauh dari orang tua dan keselamatannya karena akan berurusan dengan penjahat.
Usahanya pun tak sia-sia, Wayan mampu membuktikan ia lolos tes masuk kepolisian, saat itu usianya 18 tahun, kala itu tahun 1979.
"Saya pertama kali menjadi polisi langsung bertugas di Flores 6 tahun lamanya, saya yakinkan orang tua, saya bisa mengemban tugas itu dan pulang ke Bali dengan selamat," bebernya.
Selepas dari Flores, Wayan Jeladi kembali ke Bali dan bertugas di Satuan Sabhara Polres Badung.
Ayah dua anak itu juga pernah bertugas menjadi seorang penyidik dan intelijen di Satuan Reserse Kriminal di Polsek Kota Lumintang kala itu.
Tidak lama bertugas menjadi Intel, Wayan kemudian beralih tugas menjadi Bhabinkamtibmas di wilayah Polsek Denpasar Timur selama 17 tahun dari tahun 2002 hingga akhir masa bhaktinya.
"Terakhir saya menjadi Bhabinkamtibmas selama 17 Tahun, wilayah di Denpasar Timur, saya biasa bertugas di Art Center, Lapangan Niti Mandala Renon, Gereja Katedral Denpasar paling banyak kesibukan di tempat itu," ucapnya.
Wayan pun mendapatkan tanda jasa Bintang Bhayangkara Nararya atas jasa, pengabdian untuk bangsa dan negara serta menjaga nama baik institusi Polri dengan integritas moral dan keteladanan berkelakuan baik tanpa ada catatan buruk atau tidak pernah berurusan dengan pidana.
“Saya pensiun dengan pangkat iptu dua, berhak mendapatkan setingkat lebih tinggi," paparnya.