Berita Bangli

Update Terbaru Dampak Gempa di Bangli, BPBD Catat 285 Titik, Kerugian Tembus Rp 4,9 Miliar

Titik lokasi imbas bencana gempa bumi di Kabupaten Bangli, Bali, saat ini terdata 285 titik, kerugian mencapai Rp 4,9 miliar

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Tim gabungan saat hendak melakukan dropping bantuan logistik pada warga di tiga desa yang terdampak longsor di Kabupaten Bangli, Bali, Selasa 19 Oktober 2021. 

Sementara kerusakan rumah, tercatat sebanyak 141 unit.

"Ini hampir rata di empat kecamatan," jelasnya.

Sedangkan kerusakan pura, Agus mengatakan ada 85 unit.

Dapur ada 8 unit, fasilitas umum seperti puskesmas, balai desa, Mapolsek, total ada 14 unit.

"Lainnya seperti kendaraan yang terdampak itu sekitar 5 unit," sebutnya.

Agus menambahkan, saat ini pendistribusian dan pencatatan logistik masih dilakukan.

Kata Agus, kebanyakan logistik tersebut didistribusikan bagi warga di tiga desa yang terisolir.

Yakni dari Desa Abang Batudinding, Desa Abang Songan, dan Desa Terunyan.

"Kami utamakan warga dari tiga desa itu, karena mereka terisolir.

Nanti kalau kebutuhan mereka sudah terpenuhi, barulah kami melakukan dropping logistik pada warga yang rumahnya terdampak," ungkapnya.

Baca juga: UPDATE Gempa Bali: 8 Titik di Kintamani Bangli Tertimbun Longsor, 2 Orang Meninggal Dunia

Agus juga mengatakan saat ini tim gabungan masih berjibaku di titik longsor.

Ia menjelaskan, sejatinya sejak Senin 18 Oktober 2021 pukul 15.00 Wita, seluruh akses yang tertutup longsor dan mengisolasi warga sudah berhasil dibuka.

Namun pukul 17.00 Wita, di titik longsor pertama kembali terjadi longsor susulan. 

"Itu merupakan titik longsor di perbatasan Desa Buahan menuju Desa Abang Batudinding.

Tidak hanya longsor berupa kerikil, namun bongkahan batu besar.

Maka dari itu, demi keamanan pengguna jalan warga dari tiga desa yang terisolir yang hendak menuju Bangli, jalur tersebut kembali ditutup.

Sembari tim gabungan ini melakukan kajian atas longsor susulan yang masih rentan terjadi.

Saat ini masih dilakukan analisis di titik pertama untuk mengambil langkah-langkah percepatan," tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved