Berita Bali
Belum Ada Penerbangan Internasional ke Bali, Begini Kata Menparekraf Sandiaga Uno
Namun berbagai persiapan guna kelancaran operasional tetap dilakukan, baik secara fasilitas, koordinasi dengan stakeholder, maupun simulasi
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Kesepakatan ini akan segera dibahas dan diputuskan dalam rapat bersama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Satgas COVID-19, Kementarian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, serta Kementerian dan Lembaga Lainnya.
"BPS mencatat pada 2019 kunjungan wisman asal Austalia mencapai 1.386.803 dengan rata-rata spending per visit mencapai 1.900 dolar AS.
Selain itu, total seats penerbangan dari Australia ke Indonesia mencapai 42.579 perminggu dan frekuensi penerbangan mencapai 199 per-minggu. Hal ini menunjukkan bahwa pasar Australia sangat potensial," papar Menparekraf.
Lebih lanjut, ia menyampaikan berbagai produk wisata yang dinilai menarik bagi wisatawan mancanegara untuk berlibur ke Bali akan disiapkan terutama yang didominasi oleh eco-tourism (trekking, rice terrace walk, dan aktivitas di taman nasional Bali Barat), natural culture heritage (belajar menari, aktivitas gastronomi, jelajah arsitektural), adventure (surfing, menyelam, bersepada), dan wellness (spa, yoga, spiritual healing, meditasi).
Pemerintah akan mengevaluasi secara berkala negara yang diizinkan masuk ke indonesia via Bali dan Kep. Riau.
Pemerintah masih akan berpedoman dengan standar yang digunakan Kemenkes dan WHO yakni positivity rate di bawah 5 persen dan jumlah kasus konfirmasi kurang dari 20 per 100 ribu penduduk.
"Berdasarkan informasi pelaku usaha, sudah terdapat inquiry dan booking ke sejumlah Tour Operator namun dengan kapasitas yang masih terbatas. Namun pemerintah terus optimis pembukaan Bali untuk wisman akan bermanfaat bagi industri pariwisata Bali terutama menjelang akhir tahun," demikian kata Sandiaga Uno.(*)
Artikel lainnya di Berita Bali