Berita Bali
Hasil Inovasi UMKM, Datangkan Sejumlah Investor Tandatangani MoU dengan 3 Kabupaten di Bali
Proyek NSLIC/NSELRED bersama dengan Kemendes PDTT kembali menjembatani pertemuan antara para pelaku usaha
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Ketiga daerah tersebut telah menerima dukungan teknis dari NSLIC melalui skema program Responsive Innovation Fund (RIF) untuk pengembangan kualitas komoditas unggulan dan produk turunannya, penguatan kelembagaan, serta peningkatan kapasitas SDM dari BUMDES dan BUMDESMA antara lain dalam hal penguatan organisasi (AD/ART, restrukturisasi Bumdesma, SOP, Business plan), pemasaran online dan offline produk-produk Kawasan, dan pelatihan entrepreneurship, literasi keuangan dan management, serta jejaring pasar.
Melalui skema RIF, beberapa produk dari Nusa Penida telah lahir di masa pandemi seperti Coconut Chips yang menyediakan rasa caramel gula aren dan tepung mocaf (singkong) yang 100 persen halal dan sehat karena kadar indeks glikemiknya yang rendah, bebas gluten, dan kaya serat, kalsium dan fosfor.
Di Buleleng, pendampingan ditargetkan untuk perbaikan kualitas produk kerajinan bambu dan gula aren.
Para pengrajin bambu kini mampu menciptakan produk-produk dengan desain baru yang sesuai dengan permintaan pasar.
Selain itu, ada juga produk lainnya yang menarik para investor.
Dari Tabanan antara lain Beras Organik Pertiwi dan Kopi Leak, lalu ada garam ‘Uyah’ Kusamba dan sabun Kella asal Klungkung, juga produk-produk dari Buleleng seperti kopi robusta Kejapa, mangga Amplem Sari, minyak kayu putih Prani, anggur laut Bali, dan buah strawberry beku.
Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Cameron MacKay menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap upaya-upaya Pemerintah Indonesia untuk mendukung pengembangan usaha mikro dan kecil melalui program NSLIC yang didanai Kanada.
“Program ini telah memberikan hasil nyata untuk masyarakat lokal dan masyarakat lain di Indonesia, khususnya di Bali. Melalui pelatihan dan dukungan konsultasi teknis, petani lokal dan pemilik usaha dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditas, diversifikasi produk, pengelolaan keuangan, keterampilan penjualan, dan bantuan untuk mendapatkan izin dan sertifikat yang diperlukan bahkan dalam menghadapi pandemi Covid-19”, jelasnya.
Duta Besar MacKay menjelaskan, bahwa kegiatan hari ini menandai langkah penting bagi usaha lokal untuk berkembang dan memperluas karena NSLIC telah memfasilitasi kerja sama dengan pengusaha besar yang tidak hanya membeli produk lokal, namun juga terus memberikan dukungan bagi usaha-usaha kecil bagaimana mengembangkan produk-produk dan bisnis mereka.
Ia mendorong para pemangku kepentingan yang hadir pada pertemuan hari ini untuk membantu usaha-usaha lokal ini untuk tidak hanya masuk ke pasar lokal dan domestic, namun dapat masuk ke pasar internasional.
Dalam acara Temu Bisnis tersebut, Pemerintah Kanada melalui Program NSLIC juga meluncurkan Buku Resep Tradisional Masyarakat Bali Aga Buleleng.
Selain bertujuan untuk melestarikan resep tradisional masyarakat Bali Aga yang belum pernah tercatat sebelumnya, buku juga bertujuan untuk mendukung kelompok - kelompok usaha perempuan di Buleleng untuk membangun usaha kulinernya guna meningkatkan pendapatan terutama di masa pandemi Covid-19.
Hal ini sangat penting karena pandemi Covid-19 sangat memukul sektor informal/sektor lain yang mempekerjakan banyak pekerja perempuan misalnya perdagangan, hotel, restoran dan jasa terutama di Provinsi Bali yang sangat bergantung pada pariwisata dan bisnis jasa terkait lainnya.
Selain itu buku juga digunakan sebagai alat promosi pangan lokal yang sehat dan terjangkau guna mengurangi angka stunting dan meningkatkan gizi ibu dan anak.
Pada acara Temu Bisnis, beberapa investor yang telah berkomitmen untuk mengadakan kerja sama dengan pelaku UMKM menandatangani Kesepakatan Kerjasama.