Nama-nama Pesaing Jenderal Andika Perkasa jadi Panglima TNI atau Kepala BIN, Ada Doni Monardo
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa menjadi satu di antara sosok yang dinilai cocok untk menjabat Kepala BIN.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Posisi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang saat ini dijabat oleh Jenderal polisi Budi Gunawan dikabarkan akan diisi oleh pejabat baru.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa menjadi satu di antara sosok yang dinilai cocok untk menjabat Kepala BIN.
Sebelumnya, Jenderal Andika Perkasa juga digadang-gadang menjabat Panglima TNI.
Untuk menjabat Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa diperkirakan akan bersaing ketat dengan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono.
Sementara sebagai kepala BIN, selain Jenderal Andika Perkasa, ada nama-nama lain seperti, Marsdya (Purn) Dedy Permadi, Letjen (Purn) Doni Monardo, dan Marsdya (Purn) Kisenda Wiranata.
Analisis ini disampaikan Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Action (CISA) Herry Mendrofa, dikutip dari Tribunnews (grup surya.co.id), Senin (25/10/2021).
Menurutnya, Presiden Jokowi sepertinya masih memiliki sejumlah pertimbangan tersendiri terkait belum diputuskan "nama" dalam kasus ini.
"Presiden adalah sosok yang memiliki hak prerogratif untuk memilih Panglima TNI, pastinya figur yang duduk di posisi ini tidak terlepas atas kepentingan dari Jokowi," ujarnya kepada Tribunnews.com, Senin (25/10/2021).
"Hemat saya posisi ini masih tarik ulur karena dari ketiga figur kepala staf angkatan yang menjadi calon Panglima TNI, sepertinya Jokowi sedang menghitung tentang memprioritaskan kepentingan stabilitas nasional atau mewujudkan poros maritim dunia. Artinya antara KSAD atau KSAL," ujar Herry.
Sementara untuk isu pergantian Kepala BIN, ia mengingatkan Jokowi agar siapapun yang memimpin lembaga telik sandi tersebut adalah figur yang memiliki kapasitas intelijen yang kuat dalam konteks penyelidikan, pengamanan dan koordinasi ihwal intelijen
"Tentunya yang tepat menjadi Kepala BIN adalah figur yang memiliki kapasitas intelijen yang kuat dalam konteks penyelidikan, pengamanan dan koordinasi ihwal intelijen."
"Dalam beberapa momentum, BIN sering kecolongan mulai data pribadi Presiden yang bocor, data penduduk penting lainnya juga ikut bocor dan persoalan lainnya. Soal ini harus dievaluasi dan dibenahi," kata Herry.
Menurutnya, hal yang harus ada pada Kepala BIN selanjutnya yakni optimalisasi strategi mitigasi hingga kontra intelijen yang terukur serta terintegrasi.
"Calon Kepala BIN saya kira dari kalangan TNI seperti KSAD Jenderal Andika Perkasa, Marsdya (Purn) Dedy Permadi, Letjen (Purn) Doni Monardo, dan Marsdya (Purn) Kisenda Wiranata bisa jadi pilihan Presiden," katanya,
"Keempat nama itu semuanya pernah berkiprah di intelijen pasti punya pengalaman tinggal bagaimana memetakan kekuatan serta meminimalisasi kekurangan BIN selama ini agar kerja BIN ke depannya bisa efektif."