Berita Bangli
Masih Terjadi Longsor Susulan, Status Kedaruratan di Kintamani Bangli Diperpanjang hingga 5 November
Menurut ahli dari PUPR Provinsi dan BWS Bali Penida pasca melakukan penelitian struktur bebatuan dan pemantauan di lokasi sekitar, Kapolres
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Dua pekan pasca musibah gempa yang berimbas pada kejadian tanah longsor di Kecamatan Kintamani, hingga kini jalur penghubung antara Desa Buahan menuju Desa Terunyan masih ditutup.
Pemerintah Bangli juga menetapkan perpanjangan status kedaruratan hingga tanggal 5 November.
Kapolres Bangli, AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan saat ditemui Senin (1/11/2021) mengungkapkan, berdasarkan informasi terakhir kondisi titik longsor di jalur Desa Buahan menuju Desa Terunyan, khususnya dari titik dua hingga titik sembilan belum ada laporan longsor susulan. Sekalipun diketahui pada hari Minggu (31/10) terjadi hujan.
"Jadi ndak ada longsor susulan setelah hujan itu. Tapi di titik satu (perbatasan Desa Buahan menuju Desa Abang Batudinding) masih terjadi longsor," ujarnya.
Baca juga: Perempuan Muda Asal Bangli Nekat Mengakhiri Hidupnya di Denpasar, Polisi Sebut Mengeluh Sakit Ini
Menurut ahli dari PUPR Provinsi dan BWS Bali Penida pasca melakukan penelitian struktur bebatuan dan pemantauan di lokasi sekitar, Kapolres mengungkapkan longsor berupa material tanah dan bebatuan di titik satu masih akan terus terjadi.
Kondisi tersebut berlangsung hingga sisa material yang berada di puncak tebing habis.
"Waktu terjadi gempa, disitu banyak batu yang pecah menjadi bongkahan kecil dan besar. Yang seluruhnya sudah tidak diikat oleh tanah dan akar.
Beberapa sudah ada yang jatuh, dan ada yang belum jatuh. Jadi apapun bisa menjadi pemicu. Misalnya ada angin, atau lainnya," ucap Kapolres.
Mantan Kapolres Mappi, Papua itu mengaku belum bisa melakukan solusi cepat untuk mengatasi kendala tersebut.
Sebab upaya pembersihan secara manual yang sebelumnya sempat dilakukan TNI-Polri juga cenderung nihil, karena medan yang sangat terjal.
"Kemiringannya hampir 80 derajat, dan itu tidak ada pegangan sama sekali. Sehingga salah satu upaya menurut para ahli adalah menunggu hujan besar, untuk membersihkan sisa bongkahan batu di tebing. Dan rencana selanjutnya akan dibuatkan semacam terasering," jelasnya.
Dikatakan pula, secara teknis jalur darat terutama di titik longsor satu masih ditutup.
Polres Bangli juga masih memasang tanda penutupan jalan serta police line.
Disisi lain, Polres dan Pemda Bangli telah menyiapkan sarana transportasi bagi masyarakat yang hendak melintas melalui jalur danau.
Baca juga: Belida, Senjata Pusaka Berbentuk Alat Tenun Milik Raja Bangli
Ada delapan perahu yang disiapkan, tiga dari Polres Bangli dan lima perahu dari Pemda Bangli.