Berita Denpasar

Bali Jadi Tuan Rumah KTT G20 2022, Ini Kata Dubes Inggris Saat Tinjau Hutan Raya Ngurah Rai Denpasar

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins melakukan kunjungan kerja ke provinsi Bali pada 2-3 November 2021

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins. Bali Jadi Tuan Rumah KTT G20 2022, Ini Kata Dubes Inggris Saat Tinjau Hutan Raya Ngurah Rai Denpasar. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins melakukan kunjungan kerja ke provinsi Bali pada 2-3 November 2021.

Kunjungan kerja ini untuk bertemu dengan Gubernur Bali I Wayan Koster dan Wali Kota Denpasar Gusti Ngurah Jaya Negara. 

Agenda pertemuan itu adalah kerja sama Inggris dengan Bali, karena Inggris adalah mitra aktif untuk mendukung Bali agar pulih dengan lebih kuat. 

Sebelum melakukan pertemuan dengan Gubernur Bali dan Wali Kota Denpasar, Owen Jenkins mengunjungi Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Kota Denpasar, Bali, Selasa 2 November 2021 sore.

Baca juga: Persiapan KTT G20 di Bali, Duta Besar Inggris Owen Jenkins Kunjungi Taman Hutan Raya Ngurah Rai

Ia didampingi Kepala Dinas LHK Provinsi Bali, pengelola Taman Hutan Raya Ngurah Rai, dan stakeholder lainnya.

Di bawah menara pandang, Dubes Inggris untuk Indonesia mendapatkan penjelasan produk hasil olahan manfaat dari hutan mangrove ini.

“Tujuan saya ke pusat manajemen Mangrove di Bali adalah melihat secara langsung pekerjaan hebat yang dilakukan untuk merehabilitasi ekosistem penting ini,” ujar Owen Jenkins.

Yang kedua adalah menggarisbawahi pentingnya mangrove dalam mengatasi perubahan iklim dan tujuannya untuk pelestarian lingkungan disini.

Yang ketiga, yang terpenting, adalah memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah Indonesia dalam kepemimpinannya di sektor ini.

Terutama komitmen luar biasa dari Presiden Joko Widodo yang menanam kembali mangrove seluas 600,000 hektar.

"Ini adalah sebuah langkah global terdepan, dan saya ingin datang dan melihat sendiri inisiatif hebat ini, dimana Presiden Joko Widodo sendiri juga mengunjungi tempat ini bulan lalu.

Saya menantikan penyelenggaraan G20 serta kepemimpinan Indonesia dalam G20, momen ini datang di saat yang tepat.

Setelah penyelenggaraan COP26, Indonesia akan memiliki tanggung jawab untuk menindaklanjuti langkah-langkah dalam melawan perubahan iklim melalui kepresidennya yang penting di arena G20,” imbuhnya.

Negara-negara anggota G20 adalah penyumbang gas emisi rumah kaca terbesar, yaitu sekitar 80 persen secara global.

Baca juga: Taman Hutan Raya Ngurah Rai Menyusut Seluas 62 Hektar, Walhi Khawatirkan Tak Sesuai Peruntukan

Kepresidenan Indonesia di G20 juga tiba saat dunia mencoba bangkit dari pandemi Covid-19.

"Komitmen Indonesia untuk bangkit lebih kuat dan bangkit bersama adalah sangat penting, jadi kami berharap dan menantikan kerja sama lebih erat lagi dengan Indonesia. 

Kami tahu Indonesia akan menjadi ketua dan tuan rumah yang hebat di G20. Bali akan menjadi tuan rumah yang sangat tepat untuk G20.

Bali memilki pengalaman hebat menjadi tuan rumah untuk pertemuan internasional dan besar seperti ini (G20).

Bali secara natural adalah tempat yang penuh dengan keramahtamahan serta memiliki sikap penyambutan yang sangat baik,” ungkap Owen Jenkins.

"Jadi saya tahu bahwa para menteri Inggris dan Perdana Menteri saya juga akan disambut dengan baik di sini.

Saya yakin mereka juga akan senang mengunjungi Bali untuk sebuah pertemuan G20 yang produktif dan menikmati keindahan Bali. 

Saya sangat berterimakasih kepada pemerintah Indonesia yang telah menunjuk Bali sebagai tuan rumah G20 dan saya berharap bisa kembali lagi mengunjungi Bali,” kata Dubes Inggris.

Indonesia diperkirakan memiliki bakau paling banyak di dunia dengan total 3,6 juta hektare. Bakau adalah habitat yang sangat penting, pertahanan pesisir dan alat dalam memerangi perubahan iklim.

Sebagai habitat, bakau merupakan sumber keanekaragaman hayati dan mendukung masyarakat lokal dengan sumber ikan, kepiting, dan udang yang berkelanjutan. 

Sebagai pertahanan pantai, bakau bertahan terhadap tsunami dan badai dengan mengurangi ketinggian gelombang hingga 60 persen dan mengurangi kedalaman banjir tsunami hingga 30 persen.

Bakau membantu melawan perubahan iklim dan menyerap karbon tiga sampai lima kali lebih banyak daripada hutan tropis di darat.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved