Berita Buleleng
Tradisi Megangsing Buleleng Ditetapkan Sebagai WBTB, Disbud Akan Buatkan Game Online
Sebagai upaya untuk melestarikan tradisi megangsing yang telah ditetapkan sebagai WBTB, Dinas Kebudayaan Buleleng akan membuat aplikasinya
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Sebagai upaya untuk melestarikan tradisi megangsing.
Dinas Kebudayaan Buleleng akan membuat aplikasi permainan megangsing berbasis Android.
Rencana ini muncul setelah tradisi megangsing Buleleng resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kemendikbud RI.
Ditemui Selasa 2 November 2021, Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan.
Aplikasi permainan megangsing ini akan dibuat pada tahun 2022 mendatang.
Baca juga: Megoak-Goakan di Desa Panji Buleleng Resmi Ditetapkan Jadi WBTB Indonesia 2020
Dodi menyebut generasi milenial saat ini sebagian besar sudah memiliki ponsel Android.
Sehingga pihaknya pun akan mencoba melestarikan tradisi megangsing asal Catur Desa Adat Dalem Tamblingan ini lewat sebuah aplikasi permainan.
"Kami akan buatkan game-nya, sehingga anak-anak itu tahu dengan tradisi megangsing ini.
Saat ini kami sedang mencari orang yang bisa membuat game ini. Game itu akan dibuat menarik.
Sehingga bisa menjadi turunan sektor unggulan ekonomi kreatif kami," ucapnya.
Selain tradisi megangsing Buleleng, ada dua tradisi lainnya yang juga telah ditetapkan sebagai WBTB.
Diantaranya saba malunin dari Desa Pedawa, serta kesenian tradisional gambuh dari Desa Bungkulan.
Pada tahun 2022 mendatang, Dody menyebut akan mengusulkan empat tradisi lainnya untuk juga ditetapkan sebagai WBTB.
Empat tradisi itu diantaranya ukiran khas Buleleng yang pada usulan tahun ini sempat ditangguhkan karena kajiannya dinilai masih kurang.
Mecakcakan dari Desa Sambirenteng, Mejaran-jaranan dari Kelurahan Banyuning, serta Amuk-Amukan dari Desa Padangbulia.
"WBTB ini turunan dari Undang-undang hak kekayaan intelektual.
Jadi setelah ditetapkan sebagai WBTB, daerah lain tidak bisa lagi mengklaim tentang tradisi kita yang ada di Buleleng," tuturnya.
(*)