Berita Denpasar
Ketersediaan Babi untuk Galungan dan Kuningan di Denpasar Capai 3.374 Ekor, Kebutuhan Hanya 802 Ekor
Kebutuhan babi saat Galungan dan Kuningan di Kota Denpasar, Bali, sangat minim, ketersediaan 3.374 ekor, tapi kebutuhannya hanya 802 ekor
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Pengecekan ini dilakukan untuk antisipasi penyakit yang bersifat zoonosis atau yang bisa menular ke manusia.
Adapun penyakit yang diantisipasi, yakni streptococcus atau meningitis babi yang pernah terjadi dua tahun lalu/
Sistiserkosis yang disebabkan cacing pita, serta japanese encephalitis yang disebabkan oleh gigitan nyamuk melalui tubuh babi.
Pihaknya juga meminta inisiatif dari warga yang akan memotong babi di luar RPH untuk melapor ke Dinas Pertanian agar dilakukan pengecekan sebelum pemotongan maupun sesudah pemotongan babi.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar Anak Agung Gede Bayu Brahmasta mengatakan.
Pasokan babi di Kota Denpasar untuk Hari Raya Galungan cukup melimpah setelah virus African Swine Fever (ASF) mereda.
Namun, setelah virus mereda, para peternak malah dihadapkan dengan tingkat permintaan babi jelang Galungan dan Kuningan malah menurun drastis.
"Kendalanya sekarang, masyarakat yang membeli daging babi sangat rendah akibat daya beli, para peternak harus bersabar lagi," katanya.
Dengan kebutuhan yang jauh dari ketersediaan babi, para peternak harus bersabar.
Baca juga: Jelang Galungan, Harga Minyak Goreng Kemasan Naik Jadi Rp17.300/Liter di Pasar Penamparan Denpasar
Sebab, di pasar juga menurut dia pembeli sangat menurun dengan kondisi perekonomian di tengah pandemi Covid-19 ini.
“Pembelinya yang memang menurun. Mungkin karena perekonomian mereka juga di tengah pandemi Covid-19 ini,” ungkapnya.
Sementara menurut Gung Bayu, harga daging babi masih terbilang tidak ada penurunan di angka Rp 80.000 sampai Rp 100.000 per kilogramnya.
(*)