Nova, WNI Peneliti di AS Temukan Vaksin Covid Mudah Diproduksi di Indonesia, Ampuh Berbagai Varian

Kandidat vaksin ini lebih murah dan mudah diproduksi, lebih gampang didistribusikan karena tidak perlu lemari ekstra dingin untuk penyimpanan.

Editor: Bambang Wiyono
DOK NOVALIA PISHESHA via VOA INDONESIA via kompas.com
Nova mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis protein agar mudah diproduksi di Indonesia. 

“Dan bahwasanya vaksin kami memicu respons imun yang sangat, sangat kuat –ditambah dengan respons T-cell di area (domain pengikat reseptor/RBD) yang terkonservasi– saya rasa kami cukup yakin vaksin ini bahkan memberikan perlindungan terhadap Delta.”

Menurutnya, vaksin berbasis protein yang ia kembangkan memiliki sejumlah kelebihan dibanding vaksin-vaksin Covid-19 lain yang sudah beredar.

“Karena (vaksin) ini kan protein-based, jadi lebih mudah untuk dibuat, untuk didistribusikan juga sangat mudah, karena kalau misalnya (vaksin) mRNA kan harus (disimpan pada suhu) dingin, terus vaksin yang lain juga harus dingin. Kalau yang ini bisa dikeringkan, jadi dilyophilized (pengeringan beku, red.), jadi bisa ringan juga untuk ditransfer ke mana-mana. Ditinggal di suhu ruangan satu-dua minggu juga enggak apa-apa,” paparnya.

Untuk Indonesia

Sebelum uji klinis terhadap manusia, tahap berikutnya adalah pengujian terhadap primata nonmanusia, dalam hal ini monyet. Doktor lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT) itu berharap dapat melakukannya di Indonesia.

Pasalnya, ia sengaja mengembangkan vaksin berbasis protein agar mudah diproduksi di Indonesia, yang sudah memiliki teknologi mapan untuk memanufaktur vaksin-vaksin berbasis protein.

“Pada akhirnya, saya harap vaksin ini nantinya bisa digunakan di Indonesia. Saya pikir sesuai rencana, pada intinya saya ingin menggunakan teknologi yang memang kapasitas manufakturnya sudah ada di sana."

"Itu sebabnya saya tidak begitu ingin meneliti (vaksin) mRNA, karena butuh waktu beberapa tahun untuk membangun kapasitas manufakturnya hingga berada pada skala yang diperlukan, karena di Amerika pun teknologi itu masih sangat baru.”

Dalam wawancara dengan VOA melalui Skype secara terpisah, Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyambut baik penemuan kandidat baru vaksin Covid-19 oleh Nova dan tim, yang kompatibel dengan teknologi di tanah air.

“Transfer teknologinya pasti akan jauh lebih mudah ya, dibandingkan tentunya transfer teknologi yang mungkin lead researcher-nya bukan orang Indonesia. Jadi, menurut saya, Indonesia harus betul-betul mendukung, men-support hal ini,” ungkap Nadia (29/10/2021)

“Ini bisa menjadi salah satu peluang bagi BUMN untuk mengadopsi studi yang dilakukan oleh diaspora Indonesia, yang ke depannya akan memberikan peluang kepada Indonesia untuk bisa kemudian memproduksi vaksin.”

Dalam kunjungan ke AS awal Oktober lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bertemu dengan Nova. Meski demikian, belum ada keterangan lebih jauh tentang rencana pemerintah dalam menanggapi penemuan kandidat vaksin Covid-19 oleh Nova dan timnya.

“Saya rasa sih, kalau kemarin Pak Menteri sudah ketemu dengan Nova pasti akan ada tindak lanjutnya ya,” jawab Nadia kepada VOA.

Menurut Ikhtisar Mingguan Covid-19 Edisi 13 Kementerian Kesehatan yang terbit 18 Oktober 2021, pemerintah sendiri masih memantau perkembangan vaksin Merah Putih (MP) – vaksin Covid-19 yang dikembangkan sejumlah peneliti dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga di Indonesia.

Sejauh ini, penelitian vaksin MP Universitas Airlangga menunjukkan progress terdepan, dengan rencana pelaksanaan uji klinis fase I pada Desember 2021.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved