Berita Denpasar

Makna Penciptaan Lontar Sundarigama, Memiliki Fungsi & Nilai Dalam Menaati Ajaran Agama Hindu

Lontar Sundarigama adalah salah satu lontar yang sangat dimuliakan umat Hindu, khususnya di Bali.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
(Tribun Bali/Rizal Fanany)
ILUSTRASI- Lontar 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Lontar Sundarigama adalah salah satu lontar yang sangat dimuliakan umat Hindu, khususnya di Bali.

Pasalnya penciptaan lontar ini memiliki fungsi dan nilai dalam upaya menaati ajaran agama Hindu di Bali. 

Sehingga harapannya, nilai amal saleh berupa sikap dan perilaku rajin sembahyang serta suka beramal kepada masyarakat luas bisa tertanam sejak dini pada diri setiap umat Hindu. 

Baca juga: Sampah Berserakan di Sekitar Pesisir Pantai Crystal Bay, Pengunjung Diminta untuk Jaga Kebersihan 

Baca juga: Kali Ini Jatuh Saat Penampahan Kuningan, Berikut Makna Purnama 

Baca juga: Makna Filosofi Ngarebuin Saat Rahinan Sugihan

Hal ini diterangkan dalam Alih Aksara Alih Bahasa, dan Kajian Lontar Sundarigama.

Termasuk nilai iman dan taqwa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya.

Sebagai nilai-nilai budi pekerti pada tataran hakikat hubungan manusia dengan Tuhan.

Bisa tertanam dalam diri setiap umat manusia khususnya yang beragama Hindu

Dengan harapan kewajiban sembahyang, menjaga moral dan perbuatan religius, amal, sikap toleransi kepada sesama umat pun.

Juga dijalankan dengan penuh kesadaran dan ketulusan hati oleh umat Hindu. 

Baca juga: Filosofi Pemaridan Guru Serta Maknanya Dalam Hindu Usai Hari Suci Galungan

Baca juga: Makna Rahinan Pegatwakan, Hari Suci yang Menandakan Berakhirnya Rangkaian Galungan dan Kuningan

Tiga kerangka ajaran agama Hindu, terangkum di dalam lontar Sundarigama.

Diantaranya tattwa, susila, dan upakara.

Semua ini diwujudkan dalam bentuk yoga semadi, asuci laksana, widhi widana sebagai satu kesatuan. 

Untuk itu, pada setiap hari suci Hindu, umat akan membuat sesajen atau upakara.

Bermakna agar umat Hindu bisa menyucikan diri sebagai wujud susila dan melakukan yoga semadi.

Sebagai pula implementasi tattwa. 

Lontar Sundarigama juga diciptakan sebagai upaya menanamkan nilai tumbuhnya disiplin diri.

Dengan cara mengenalkan hari-hari suci Hindu yang patut diketahui khalayak umum.

Kemudian hari suci ini dipahami, diperingati serta dijalankan dengan tulus ikhlas. 

Baca juga: Makna Filosofi Ngarebuin Saat Rahinan Sugihan

Baca juga: Sampah Berserakan di Sekitar Pesisir Pantai Crystal Bay, Pengunjung Diminta untuk Jaga Kebersihan 

Ini semua untuk menumbuhkan kesadaran dan disiplin diri.

Yaitu disiplin yang dimulai dengan disiplin waktu.

Adanya hari baik atau hari suci yang dihitung berdasarkan perhitungan bulan baik Purnama maupun Tilem.

Lalu dihitung berdasarkan pawukon adalah cerminan bagaimana umat Hindu menghargai waktu. 

Kesadaran akan fungsi dan makna waktu bagi kehidupan umat manusia ini, tercermin dari pandangan masyarakat Bali terhadap segala sesuatu di dunia nyata sebagai bagian dari sekala.

Kata sekala atau sakala berarti bersatu dengan waktu, terikat waktu, atau berusia.

Sebab waktu sangat menentukan hidup dan kehidupan mahluk di dunia ini. 

Baca juga: Filosofi Pemaridan Guru Serta Maknanya Dalam Hindu Usai Hari Suci Galungan

Untuk itulah waktu dipandang sebagai sesuatu yang kerap pula menakutkan, angker, kejam, bengis karena tidak akan menunggu siapapun dan apapun itu.

Waktu pula kerap disamakan dengan maut itu sendiri atau kalamretyu. 

Sehingga apabila umat Hindu memaknai dan memahami dengan benar waktu ini.

Melalui perayaan hari-hari suci, tentu akan membawa pahala besar yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya.

Membuat kehidupan alam semesta menjadi harmonis dan semua mahluk dapat hidup dengan Shanti atau damai. 

Hari suci yang diperingati secara teratur ini dapat menumbuhkan disiplin diri umat Hindu dengan melakukan tindakan yang bermanfaat.

Baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat, maupun bangsa.

Peringatan hari suci ini pula, pada prinsipnya membuat umat Hindu rajin dan bersungguh-sungguh mengerjakan tugas dan menjalankan kewajiban hidupnya. 

Baca juga: Buda Wage Langkir, Umat Hindu Lakukan Ini?

Baca juga: Hukum Rta, Berikut Sekilas Ilmu Astronomi Dalam Hindu 

Lontar Sundarigama mengandung teks filosofis religius karena mendeskripsikan norma-norma, gagasan, perilaku, serta tindakan keagamaan.

Dilengkapi dengan jenis-jenis sesajen persembahan yang patut dibuat saat merayakan hari suci Hindu

Teks Sundarigama juga berfungsi sebagai penuntun dan pedoman tentang tata cara perayaan hari suci Hindu.

Yang meliputi aspek tattwa, susila, dan upakara/upacara.

Salah satu teks Sundarigama adalah milik Geria Gede Banjarangkan Klungkung.

Serta masih banyak lagi teks lontar Sundarigama di tempat lainnya. 

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved