Berita Bali
Hukum Rta, Berikut Sekilas Ilmu Astronomi Dalam Hindu
Umat Hindu di Bali khususnya, telah sejak lama dan turun-temurun memercayai adanya hari baik
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Umat Hindu di Bali khususnya, telah sejak lama dan turun-temurun memercayai adanya hari baik.
Serta menggunakan hari baik untuk melaksanakan ritual suci keagamaan.
Umat Hindu telah sejak lama, mempelajari ilmu astronomi. Bagaimana alam semesta ini bergerak.
Sehingga umat Hindu dalam berbagai kegiatannya, menyesuaikan dengan peredaran ruang dan waktu.
Baca juga: Malukat, Berikut Filosofinya Dalam Hindu Bali
Sebab alam semesta ini, tidak pernah tidak bergerak berputar sesuai hukum Rta, hukum dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam berbagai sumber yang dihimpun Tribun Bali, disebutkan bahwa planet bumi mengelilingi matahari 24 jam sehari.
Waktu tersebut setara dengan 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 46 detik.
Kemudian di dalam ilmu astronomi, memperhitungkan peredaran bumi untuk mengelilingi matahari disebut solar sistem atau dalam istilah Hindu disebut Surya Pramana.
Berarti menghitung waktu berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari.
Sedangkan untuk menghitung peredaran bulan mengelilingi bumi disebut dengan lunar sistem atau Candra Pramana.
Hitungan peredaran bulan mengelilingi bumi selama 355 hari setahun. Semua ini berkaitan erat dengan upacara yadnya di Jawa dan Bali.
Selain itu, Bali pula mengenal adanya wuku. Tak hanya Bali wuku sejak zaman dahulu juga dipakai di Jawa, khususnya suku Jawa yang masih terpengaruh Hindu.
Wuku berasal dari kata uku yang artinya pekan dengan jumlah 30 buah. Wuku di Bali dikenal dan diawali dari Sinta hingga Watugunung.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa kaitan dengan hari baik, bahkan upacara yadnya di dalam Kehidupan Hindu di Bali.
Baca juga: Keseimbangan Alam Semesta, Pentingnya Tumpek Wariga dan Tumpek Kandang Dalam Hindu Bali