Berita Nasional
Pemerintah Tambah 7 Hari Masa Karantina, Luhut: Butuh 1-2 Minggu Mengetahui Efek Vaksin ke Omicron
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan untuk mengetahui efek varian Omicron terhadap vaksin Covid-19 membutuhkan waktu 1 hingga 2 minggu.
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Irma Budiarti
Aturan tersebut, kata Luhut, akan diberlakukan selama dua minggu kedepan.
Selanjutnya, akan ada evaluasi dengan mengikuti perkembangan yang ada di lapangan.
Luhut juga menyampaikan, daftar negara yang dilarang masuk oleh pemerintah bisa bertambah maupun berkurang seiring dengan situasi yang ada.
Baca juga: Cegah Covid-19 Varian Omicron, 13 Negara Tutup Kedatangan WNA dari Afrika Termasuk Indonesia
"Daftar negara tersebut bisa bertambah bisa berkurang tergantung evaluasi secara berkala yang dilakukan oleh pemerintah," ungkapnya.
Di sisi lain, Luhut berharap dalam kurun waktu satu hingga dua minggu kedepan, efek dari varian Omicron ke tubuh segera terungkap.
"Kami memperkirakan dengan kerjasama internasional yang baik, butuh 1 sampai 2 minggu kedepan untuk bisa memahami lagi bagaimana efek dari varian Omicron ini terhadap vaksin dan antibodi yang terbentuk dari infeksi alamiah," jelas Luhut.
Alasan Ilmuwan Khawatir
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat mengklasifikasikan varian B.1.1.529, atau Omicron, sebagai "variant of concern" SARS-CoV-2.
Menurut WHO, varian tersebut dapat menyebar lebih cepat daripada bentuk virus corona lainnya.
"Varian Delta tetap dominan di seluruh dunia, terhitung 99,9% dari kasus AS, dan belum jelas apakah Omicron akan dapat menggantikan Delta," kata Dr Graham Snyder, direktur medis, pencegahan infeksi dan epidemiologi rumah sakit di University of Pittsburgh Medical Center.
Tetapi varian baru memiliki lebih dari 30 mutasi pada bagian virus yang menjadi target vaksin saat ini.
Baca juga: Dokter Penemu Covid-19 Varian Omicron, Angelique Coetzee: Gejalanya Tidak Biasa, Penciuman Normal
Hal ini juga diduga mendorong lonjakan infeksi baru di Afrika Selatan.
Mutasi Omicron cenderung membuat perawatan Covid-19 tertentu, termasuk beberapa antibodi yang diproduksi, tidak efektif, kata Dr. David Ho, profesor mikrobiologi dan imunologi di Universitas Columbia.
Pil antivirus eksperimental seperti Paxlovid dari Pfizer Inc dan molnupiravir dari Merck & Co Inc, menargetkan bagian virus yang tidak berubah dalam Omicron, dan obat ini dapat menjadi lebih penting jika diinduksi vaksin dan kekebalan alami terancam.
(*)