Berita Denpasar
Dwi Utami Senang Bisa Menari Depan Wali Kota, Berharap Penyandang Disabilitas Disediakan Pekerjaan
Berbagai cara digelar yang melibatkan penyandang disabilitas mulai dari menyanyi, menari, berpuisi, hingga pantomim.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Noviana Windri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Sabtu, 4 Desember 2021 bertempat di Gedung Dharmanegara Alaya, Pemkot Denpasar menggelar perayaan Hari Disabilitas Internasional.
Berbagai cara digelar yang melibatkan penyandang disabilitas mulai dari menyanyi, menari, berpuisi, hingga pantomim.
Dwi Utami adalah salah satu penyandang disabilitas penyandang tuna rungu yang tampil dalam acara tersebut.
Siswi sekolah tuna rungu Sushrusa ini mengaku senang saat diberikan kesempatan untuk menari condong di depan Wali Kota Denpasar.
Rasa senangnya tersebut, juga sekaligus bercampur dengan rasa degdegan.
Baca juga: Menko Airlangga Sebut Kesejahteraan Petani Sawit Jadi Bahasan Penting dalam 9th MM CPOPC 2021
Baca juga: Prediksi & Susunan Pemain Arema FC vs Bali United, Pelatih Arema: Pertahankan Tren Tak Pernah Kalah
“Saya senang bisa tampil menari condong. Senang sekali,” katanya dengan bahasa isyarat yang diterjemahkan oleh pelatihnya.
Sementara itu, Yuki seorang penyandang disabilitas tuna netra juga ikut tampil membawakan beberapa lagu dalam acara tersebut.
Untuk persiapannya ini, Yuki latihan selama dua minggu.
“Saya dan dua teman saya akan membawakan empat buah lagu. Kami latihan selama dua minggu, dan sangat senang mendapat kesempatan ini. Semoga acara ini terus dilaksanakan,” kata lulusan Dharma Acarya UHN IGB Sugriwa ini.
Yuki berharap pemerintah lebih memperhatikan kaum disabilitas dan lebih memperjuangkannya lagi.
Ia juga meminta disediakan lapangan pekerjaan bagi kaum disabilitas.
“Saya juga berharap tak ada lagi diskriminasi bagi penyandang disabilitas ini,” katanya.
Pelatih ekstra tari condong dari sekolah tuna rungu Sushrusa, Ketut Gede Bendesa mengatakan untuk melatih penyandang tuna rungu ini harus dilaksanakan secara kontinyu.
Selain itu, diperlukan juga dukungan dari orang tuanya kepada sang anak.
Baca juga: Pengen Ngemil Tanpa Takut Gemuk, Ini 6 Makanan yang Bisa Dimakan Tak Bikin Gemuk
Baca juga: Arema FC vs Bali United, Diego Michiels Percaya Sergio dan Bagas Hentikan Spaso
“Hanya perlu latihan yang terus-menerus. Selain itu juga terkait bagaimana orang tua mendukung anaknya. Jadi peran orang tua juga sangat diperlukan,” katanya.
Selain itu, dalam memudahkan proses latihan ataupun saat tampil, ia juga membuat kode-kode gerak tari.
Hal ini dikarenakan penyandang tuna rungu ini tak bisa mendengar alunan gambelan pengiring tari.
Bahkan saat tampil di panggung pun, mereka harus dituntun dengan kode gerakan tersebut.
Sementara itu, Ketua Panitia Peringatan Hari Disabilitas Kota Denpasar, Agung Adi Putra mengatakan kegiatan ini merupakan ajang pengembangan seni bagi penyandang disabilitas.
Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan mulai dari seni tari, vocal, pengembangan literasi dengan cerpen maupun puisi, dan keterampilan yakni merangkai bunga.
Selain itu, ada juga event keolahragaan berupa renang.
“Semoga dengan kegiatan ini mereka semakin termotivasi untuk berkarya sesuai bakat masing-masing. Dengan begitu mereka akan bisa mencapai kesetaraan,” katanya. (*)