Berita Bali
Bartender di Bali Dirumahkan Selama Pandemi Pilih Racik Arak, Yang Baru Lulus Sulit Dapat Pengalaman
I Wayan Bayu Hendra selaku Ketua Himpunan Bartender Indonesia (HBI) membeberkan bagaimana nasib para bartender baik yang sempat bekerja maupun
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ribuan pekerja pariwisata di Bali banyak yang dirumahkan selama pandemi Covid-19.
Lalu bagaimana nasib dari para bartender yang juga merupakan salah satu pekerja pariwisata saat ini?
I Wayan Bayu Hendra selaku Ketua Himpunan Bartender Indonesia (HBI) membeberkan bagaimana nasib para bartender baik yang sempat bekerja maupun yang baru lulus dari bangku kuliah.
"Sebenarnya kalau dicari sekarang itu menjadi tantangan pada saat mereka akan terlibat langsung atau berkecimpung langsung di dunia industri atau dia akan mulai training atau masuk ke industri real dan memang saat ini sangat terkendala," jelasnya pada, Senin (13 Desember 2021).
Baca juga: Komisi I DPRD Gianyar Panggil Ekskutif, Bahas Pelanggaran Bangunan Akomodasi Pariwisata
Lebih lanjutnya ia menerangkan, hanya ada beberapa outlet yang bisa menerima atau mengkomunikasikan secara aktif untuk memberikan training kepada calon bartender yang masih kuliah.
Jadi beberapa outlet itu buka tetapi setelahnya tidak beraktivitas seperti biasa. Sehingga kebanyakan para calon bartender hanya sekedar mendapatkan ilmu yang dirasa Bayu tidak akan bisa maksimal.
"Karena jika berbicara keterkaitan dengan industri real pariwisata, di outlet mereka istilahnya harus memiliki adjust yang memang real di venue. Jadi mereka tahu apa yang mereka dapat kurikulum di kampus bisa diterapkan di lapangan. Jadi kalau saya rasa untuk saat ini itu yang menjadi kondisi-kondisi masa pandemi ini sangat berpengaruh keras pada adik-adik di kampus," tambahnya.
Sementara itu, HBI sendiri kemarin sempat melakukan agenda jalan-jalan ke kampus untuk me-refresh knowlegde, skill serta kemampuan para calon bartender yang bukan hanya dari sisi materi juga prakteknya.
Di venue atau di Hotel saat ini ketika akan melakukan praktik pasti terkendala.
Maka dari itu pihaknya melakukan jemput bola dengan mengajari mereka dari sisi prakteknya.
"Orang yang terlibat ke kampus real yang memiliki posisi di oulet, bahkan teknis bagaimana mereka bekerja kita sampaikan disana. Paling tidak bisa menambah kemampuan mereka untuk menganalisa bahwa seperti ini di outlet," terangnya.
Sementara untuk bartender khususnya di Bali yang sempat bekerja namun saat ini dirumahkan, banyak yang memang mencari peluang untuk berdagang atau menjual sesuatu yang memang bisa mereka kreasikan.
Yang mereka bisa kreasikan contohnya yakni arak.
Jadi kebanyakan para bartender tersebut mengolah arak itu untuk di mix (campur) dan dijual secara door to door, namun tidak dijual secara massal.
Baca juga: Ketua Arak Bali Minta Penegak Hukum Tak Pandang Bulu Tindak Pejabat Korupsi
"Jadi teman-teman kadang narget bisa jualan maksimum 10 botol. Dari 10 botol sudah dapat Rp 100 ribu mereka gunakan untuk besoknya lagi. Ngomongin masalah perizinan segala macam tentunya akan menjadi masalah kalau mereka berjualan sudah melampaui batas normal.
Tapi kalau untuk mereka bertahan hidup saya rasa secara individual untuk mereka bertahan di situasi pandemi ini istilahanya kategori yang wajar untuk mereka bertahan. Namun jika sudah diproduksi secara besar otomatis akan berpengaruh juga dari sisi pelaku tersebut," paparnya.
Sementara untuk jumlah berapa bartender di Bali yang dirumahkan pasca pandemi Covid-19, Bayu melakukan analisa secara kecil dari ruang lingkup member resmi di HBI.
Dimana terdapat 147 orang yang resmi sudah bekerja di outlet dan saat ini hanya tersisa 40 orang yang masih bekerja.
Ia juga menerangkan jadi hitungan tersebut secara persentase. Acuannya adalah kembali ke hotel dan restoran yang ada di Bali.
"Jadi tidak banyak yang memang masih bekerja. Untuk akhir Desember ini lumayan agak sedikit melegakan karena banyak restoran atau outlet yang mulai re-opening atau membuka kembali outlet mereka dengan menerima tamu domestik," tutupnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Bali