Berita Denpasar
Imbas Pandemi, Perajin Perak di Denpasar Hanya Bisa Terima Pesanan lewat Online
Sebut saja, Wiwit Yeni Pamudyantiningrum pengrajin perak asal Denpasar ini mengeluhkan turunnya proses produksi dibanding sebelum pandemi.
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Arini Valentya Chusni
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Di tengah masa pandemi, beberapa pengrajin perak terkena imbas.
Sebut saja, Wiwit Yeni Pamudyantiningrum pengrajin perak asal Denpasar ini mengeluhkan turunnya proses produksi dibanding sebelum pandemi.
Saat ditemui Tribun Bali, Senin 13 Desember 2021, Wiwit Yeni sapaan akrabnya mengatakan biasanya ia menerima pesanan dari customer Australia atau Amerika dalam jumlah banyak, kini dirinya terima pesanan lewat online saja.
Baca juga: Kuliah Aplikatif Terpadu UNR di Gianyar, Dorong Pemanfaatan Teknologi Digital bagi Perajin Kue
"Saya selama 6 bulan berturut-turut ini dapat pesanan dari warga Australia, biasanya mereka jual lagi di bazaar atau sale market di sana, ambilnya dari produksi yang saya buat. Mulai dari cincin, kalung, gelang, pokoknya semua aksesoris berbahan perak," kata Wiwit Yeni pada Tribun Bali.
Wiwit menambahkan, bahan baku yang ia gunakan diambil langsung dari Bali. Sehingga mempermudah proses pembuatan dan quality control.
Baca juga: Saat Pandemi, Perajin Wayang Kamasan Klungkung Tetap Bekarya, Sondra: Sekarang Kesulitan Pemasaran
Adapun merk aksesoris dan jewelry yang Wiwit punya yakni Soul Jewelry. Biasanya, ia terima request dari pelanggan dan ada juga yang sudah ada desainnya.
Kadar perak yang ia gunakan pun 92,5% sama dengan kadar perak ekspor.
Wiwit menambahkan, kadar perak yang ia gunakanpun tahan air.
Baca juga: Ketut Nemprig Lari Tunggang Langgang, Lahan Penggaraman & Gubug Perajin Garam Rusak Diterjang Ombak
Dulu sebelum pandemi, Wiwit menawarkan perhiasan di beberapa hotel, namun untuk saat ini karena hotel juga terkena imbasnya, maka produk yang ia produksi hanya dijual lewat bazar ataupun online.
"Awal November kemarin, saya kirim ke Amerika untuk acara Christmast, biasanya saya mematok DP 50%, tapi di masa pandemi ini market menurun, karena mungkin kebanyakan orang tidak ingin spend money untuk kebutuhan tersier seperti membeli perhiasan," tambahnya.(*)