Berita Jembrana

6,5 Hektare Lahan di Penyaringan Jembrana Disulap Jadi Tempat Budidaya Pohon Kelor

daun kelor juga diolah hingga menjadi tepung di Pabrik Pengolahan yang letaknya tidak jauh dari lokasi penanaman

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
istimewa
Penanaman pohon kelor oleh Wabup Jembrana di Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Selasa 14 Desember 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Pertanian menjadi ujung tombak Jembrana menghadapi masa pandemi, saat ini.

Kali ini, tepat di Banjar Pangkung Kwa desa Penyaringan lahan seluas 6,5 hektare disulap dengan ditanami pohon kelor.

Bahkan, daun kelor juga diolah hingga menjadi tepung di Pabrik Pengolahan yang letaknya tidak jauh dari lokasi penanaman.

Wabup Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna mengatakan, budidaya kelor (moringa) merupakan hal yang baru di kabupaten Jembrana.

Baca juga: Jelang Penerapan Inmendagri Nataru, Polisi Sisir Pertokoan di Sepanjang Jalan Ngurah Rai Jembrana

Bahkan mungkin di Indonesia sendiri belum banyak yang mengenal.

Diakuinya, bahwa hal ini ialah konsep yang bagus. Sehingga konsep yang baru tentang budidaya pohon kelor ini bisa menjadi pioner bagi petani lain.

“Kita harus berani memulai sesuatu yang baru untuk kesuksesan yang baru. Dan ini sudah terbukti hasilnya," ucapnya, Selasa 14 Desember 2021.

Ia menambahkan, pohon kelor yang selama ini dikenal hanya digunakan sebagai sayur.

Di sini bisa tercipta berbagai produk UMKM yang menjanjikan.

Produk - produk olahan petani di sini, nantinya juga bisa tidak hanya dinikmati warga lokal saja.

Namun hingga mancanegara, terutama untuk ekspor produk unggulan seperti tepung kelor yang seperti dikatakan saat ini banyak permintaan dari berbagai negara.

Ia pun mengapresiasi langkah yang dilakukan Presdir PT Bali Agro Investama, I Ketut Kartika Tanjana yang juga selaku pembina petani kelor.

“Budidaya pohon kelor ini dilahan miliknya ini bahkan sudah mempekerjakan ratusan orang dalam mengelola lahan miliknya. Ini tentunya akan mampu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan petani," jelasnya.

Sementara itu, Presdir PT Bali Agro Investama I Ketut Kartika Tanjana mengatakan, selain menanam pohon kelor sebanyak 50 ribu pohon di lahan seluas 6,5 hektar miliknya itu juga ditanam pohon cokelat, aren dan kelapa.

Baca juga: Evaluasi Tenaga Kontrak Jembrana, IB Susrama: Kalau Dipangkas Itu Pelanggaran Perda APBD

"Ini sudah berjalan sejak 2020 lalu dan dikelola petani lokal disini. Hingga sekarang sudah beberapa kali melakukan panen dan menghasilkan tepung kelor dan produk jajanan dari kelor lainnya," kata Tanjana.

Meski demikian, pihaknya akan terus meningkatkan kapasitas produksi.

Untuk itu Ia juga mengajak masyarakat lainnya untuk ikut bermitra dan Ia akan siap melakukan pendampingan. (*)

Artikel lainnya di Berita Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved