Berita Bali
Pegatwakan, Rangkaian Terakhir Perayaan Galungan, Penjor Dicabut
Hari ini Rabu 15 Desember 2021 merupakan hari raya Pegat Wakan, rangkaian terakhir dari Hari Raya Galungan
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hari ini Rabu 15 Desember 2021 merupakan hari raya Pegatwakan.
Pegatwakan ini jatuh setiap 210 hari atau setiap enam bulan sekali.
Tepatnya pada Buda (Rabu) Kliwon wuku Pahang atau 35 hari setelah Galungan.
Pada hari ini merupakan rangkaian terakhir dari Hari Raya Galungan.
Baca juga: Pegatwakan, Akhir dari Serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan Sebentar Lagi
Atau menandai berakhirnya rangkaian Hari Raya Galungan.
Saat ini pula, penjor Galungan yang dipasang di depan rumah akan dicabut.
Segala hiasannya dijadikan satu dan dibakar.
Abunya tersebut dimasukkan ke dalam klungah nyuh gading makasturi.
Serta ditanam di lubang tempat pemasangan penjor.
Penjelasan tentang hari raya Pegatwakan ini termuat dalam Lontar Sundarigama, yaitu sebagai berikut.
Pahang, Buda Kliwon Pegatwakan, ngaran, pati warah panelasning mengku, biana semadi, waraning Dungulan ika, wekasing perelina, ngaran kalingan ika, pakenaning sang wiku lumekasang kang yoga semadi, umoring kala ana ring nguni, saha widi-widana sarwa pwitra, wangi-wangi, astawakna ring sarwa dewa, muang sesayut dirgayusa abesik, katur ring Sang Hyang Tunggal, panyeneng tatebus.
Artinya:
Buda Kliwon Pahang merupakan Hari Raya Pegatwakan.
Disebut Pegatwakan karena saat itu adalah berakhirnya tapa brata.
Baca juga: Makna Rahinan Pegatwakan, Hari Suci yang Menandakan Berakhirnya Rangkaian Galungan dan Kuningan
Sang wiku patut melaksanakan renungan suci.
Sarananya yaitu wangi-wangian dan sesayut dirgayusa.
Dipersembahkan ke hadapan Sang Hyang Tunggal.
Dan dilengkapi juga dengan penyeneng dan tetebus.
Selain itu, dalam Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir terhadap Aspek-aspek Agama Hindu yang dikeluarkan oleh PHDI disebutkan:
Budha Keliwon Pahang atau Pegatwakan atau Pegat Warah adalah akhir dari pada melakukan Tapa Brata.
Juga merupakan akhir dari pelaksanaan Kegiatan Galungan, pewarah Bhatara Durgha kepada Sri Jayakasunu sebagaimana yang termuat dalam Lontar Jayakusuma.
Juga warah Sang Hyang Suksma Licin kepada para Pendeta sebagaimana termuat dalam Lontar Sundarigama.
(*)