Berita Bali
Tanggapi Forum Bali Bangkit yang Wacanakan Turun ke Jalan, Gubernur Koster: Tidak Ada Demo
Kita sudah membuka Bali ini untuk wisman sejak 14 Oktober 2021 lalu. Tapi dinamika Covid-19 di luar negeri sangat cepat. Bahkan ada negara-negara yang
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Terkait aspirasi turun ke jalan oleh Forum Bali Bangkit karena wisatawan mancanegara tak kunjung datang ke Bali, Gubernur Bali, Wayan Koster memberikan tanggapan.
"Sebagai aspirasi saya merespons baik menghargai apa yang disampaikan. Kita sudah membuka Bali ini untuk wisman sejak 14 Oktober 2021 lalu. Tapi dinamika Covid-19 di luar negeri sangat cepat. Bahkan ada negara-negara yang melonjak kasusnya," ungkapnya pada, Sabtu (18 Desember 2021).
Sehingga beberapa Negara memperketat warganya untuk bepergian wisata ke Luar Negeri.
Dan mengapa persyaratannya diperketat? Koster mengatakan hal tersebut karena ada beberapa Negara yang masih memberlakukan lockdown. Dan pada 19 Negara yang sudah dibuka penerbangannya ke Bali, negara-negara tersebut memperketat perjalanannya sehingga menurut Koster tidak memungkinkan mereka untuk berwisata keluar negeri.
Baca juga: Omicron Sudah Masuk Indonesia, Gubernur Bali Keluarkan Surat Edaran Cegah Covid-19 Saat Libur Nataru
"Ada negara yang memperketat karantina kalau China itu ketika warganya keluar harus karantina sampai tiga Minggu saya kira itu sangat berat.
Australia yang kita kira cepat masuk Bali masih melarang warga dari negara luar masuk ke negaranya. Sehingga warga Australia yang ingin ke Bali juga belum bisa karena ada pengetatan seperti itu," sambungnya.
Koster juga menerangkan, jadi untuk para pelaku pariwisata yang tergabung dalam Bali Bangkit sebenarnya permasalahannya bukan di Indonesia dan bukan di Bali, tapi pada kebijakan yang berlaku di negara-negara yang alami lonjakan kasus.
Jadi pihaknya tidak bisa memaksakan Kebijakan tersebut.
Selain itu pihaknya berharap munculnya varian baru Omicron tidak berdampak keras karena sesuai yang diarahkan oleh Presiden RI Joko Widodo, Omicron sudah masuk ke 88 negara.
Dan saat ini sedang diamati bagaimana penularannya dan risikonya.
Selain itu juga bagaimana penularannya apakah berbahaya seperti Covid-19 jenis Delta.
"Karena itu pada saat ini belum waktunya kita berharap karena kebijakan-kebijakan yang berlaku di negara masing-masing itu tidak dapat kita kontrol karena setiap Negara memiliki hak untuk mengatur warganya," paparnya.
Dan terkait beberapa usulan kebijakan yang berkaitan dengan visa dan karantina itu akan dikhususkan.
"Jadi tidak ada massa untuk melakukan demo segala macam karena itu bukan cara untuk mencari solusi kita harus menjaga bali kondusif sesuai dengan arahan Presiden," imbuhnya.
Baca juga: Koster Akan Tempuh Jalur Niskala, Sucikan Roh Korban Gunung Agung & G30SPKI di Kawasan Eks Galian C
Ia juga mengimbau jangan sampai Bali mengalami lonjakan kasus Covid-19 kembali karena pemulihannya itu akan menghabiskan waktu yang lama.
Ancam Demo
Sebelumnya diwartakan, Forum Bali Bangkit masih menunggu pemerintah pusat merespons surat terbuka yang sempat dikirimkan pada, Jumat (19 Oktober 2021) lalu.
IB Agung Partha Adnyana selaku Ketua Bali Tourism Board (BTB) mengatakan hingga kini belum ada respons terkait surat tersebut.
"Sampai saat ini sejak 3 minggu lalu kita mengeluarkan surat terbuka belum ada respons dari pusat. Sudah ada koordinasi-koordinasi kecil, mungkin pemerintah sedang berpikir karena kita masih konsisten berjuang mengenai surat yang kita bawa ke Jakarta," katanya.
Saat ini pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder pariwisata yang ada di Bali.
Dan ia akan melihat efektivitas dari surat terbuka ini hingga Desember 2021 akhir ini. Bahkan jika tidak ada perubahan, ia mengatakan akan melakukan aksi demo atau turun ke jalan.
"Sekarang ini kan tadi kita berkoordinasi kita liat efektivitas ini
Kita sampaikan juga ini harus ada limitnya dan kita sudah sampaikan kepada teman-teman kalau memang tidak ada respons, kemungkinan Januari kita akan ada aksi semacam demo. Masih kita cari hari baiknya," jelasnya.
Tuntutannya yakni terkait kebijakan pariwisata.
Karena memang PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) masyarakat Bali sebesar 52 persen dari pariwisata dan menurutnya masyarakat Bali tidak bisa hidup lebih lama lagi jika kebijakan tersebut tidak dibenahi.
Baca juga: Covid-19 Varian Omicron Lebih Cepat Menular, Ini Jenis Masker yang Disarankan
"Kita tidak ada waktu untuk menunggu lebih lama lagi untuk ini. Untuk wisdom zero every rate only hotel 10,97 persen. Itu artinya tidak cukup dari Januari dan itu data dari BPS. Nanti aksinya kita rencanakan lagi dimana batas respons nya kami harap Desember," paparnya.
Sementara itu, I Wayan Puspanegara selaku Ketua APPMB (Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali) mengatakan dengan hal tersebut merupakan langkah konkrit yang bisa menyelamatkan Kondisi perekonomian masyarakat di destinasi kerakyatan.
"Kita bisa lihat banyak masyarakat yang berkecimpung di dunia pariwisata itu kita lihat kalau orang bicara pariwisata pasti soal Hotel dan Restoran kan. Sebenarnya yang paling berdampak pekerja marginal yang saat ini mereka terakumulasi mungkin diatas ratusan ribu. Siapa mereka? Ya para daily worker, pekerja kontrak, bukan hanya di Hotel dan Restoran tapi juga di destinasi atraksi," ucap, Puspanegara.
Dan jika nanti diakhir Desember pihaknya tidak mendapatkan wisman sementara oplah pariwisata Bali pada wisman. Jika tidak sampai pada akhir Desember pemerintah pusat memberikan keputusan mereka akan mengambil aksi turun ke jalan.
"Dan karena kita orang pariwisata kita akan kemas sedemikian rupa agar tidak menjadi insiden buruk buat kita tetapi justru menjadi perubahan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan agar masyarakat kita bisa bernapas yang saat ini sangat sekarat," tambahnya.
Pihaknya menyadari saat ini kebijakan PPKM masih berlaku maka dari itu aksi nantinya akan mentaati prokes terlebih banyak masyarakat Bali yang sudah divaksin. Bahkan ia menyandingkan kegiatan aksi nanti dengan Liga Eropa malam tadi.
"Kalau liga Eropa sudah 45 ribu orang ada di Stadion dan tidak masalah dan berjalan terus mungkin bisa disandingkan dengan itu saya tidak sebutkan jumlah yang akan ikut aksi tapi bisa disandingkan dengan Liga Eropa. Yang jelas Liga Eropa dan Spanyol berjalan tidak ada kasus dan kita di Bali masyarakat sekarang dengan PPKM level 2 kegiatan sosial budaya tetap berjalan kasus hanya dua hingga 1 digit," jelasnya.
Pihaknya juga sedang menanti sebuah simulasi yang pasti tentang tata cara menangani kedatangan wisman di Bali.
Sebelumnya pernah ada simulasi tapi faktanya menurut Puspanegara simulasi tersebut tidak berjalan.
Terlebih border internasional sudah lama dibuka yakni 14 Oktober 2021 lalu, tapi tidak ada satupun batang hidung wisman yang datang ke Bali.
"Kesabaran kami sudah berakhir dan kami tunggu sampai Desember kalau sampai akhir Desember tidak terjadi perubahan tidak ada customer yang masuk terlebih di bitter guest yang sudah menunggu untuk masuk Bali. Coba lihat Australia co-responden kita, mereka sangat berbondong-bondong ingin masuk ke Bali. Namun faktanya tidak ada regulasi kita yang bisa membuat mereka masuk ke Bali," tutupnya.(*)
Artikel lainnya di Berita Bali