Berita Bali
Pelaku Pariwisata Bali Tak Jadi Demo, Ajukan 5 Aspirasi Ini, Soal Karantina hingga Asuransi
Pelaku Pariwisata Bali Tak Jadi Demo, Ajukan 5 Aspirasi Ini, Soal Karantina hingga Asuransi
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Irma Budiarti
Dengan demikian, seluruh Pulau Bali ditetapkan sebagai pulau karantina, dan wisatawan dapat memilih tinggal di seluruh hotel yang sudah tersertifikasi CHSE di pulau ini.
Ketiga, mengusulkan agar penerbangan ke Bali tidak harus hanya penerbangan langsung. Sebab, Bali merupakan tujuan wisata negara di seluruh dunia, yang memerlukan penerbangan dengan transit karena kapasitas pesawat dan jarak tempuhnya.
Keempat, memperluas negara yang warganya diperkenankan masuk ke Bali. Yang diprioritaskan adalah Australia dan Eropa.
Yang merupakan sumber devisa terbesar. Selain itu juga menjalin kerjasama dengan airline, seperti Qatar Airways dan Emirates.
“Kemudian tentang asuransi pada wisman. Jangan dipaksakan nilainya 100.000 dolar AS, karena ini memberatkan. Sama dengan sebesar Rp 1,5 miliar. Yang penting, wisman memiliki asuransi yang juga mencakup Covid-19,” tambah Suryawijaya.
Diusulkan agar pertanggungan asuransi dapat diturunkan sebesar 50.000 dolar AS, sehingga tidak menyulitkan wisman untuk datang ke Bali,.
Namun tetap bisa membiayai dirinya sendiri apabila terpapar Covid-19 atau dapat melakukan pembelian asuransi pada saat kedatangan di Bali.
Sembari menunggu permintaan tersebut terealisasi dan wisman kembali mengalir ke Bali, Suryawijaya mengatakan, para stakeholder kini sedang maksimalkan pangsa pasar domestik karena potensinya besar.
“Kebijakan ini akan dievaluasi setelah periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Jadi, selama Nataru domestiknya harus digenjot,” ucapnya.
Baca juga: Forum Bali Bangkit akan Demo ke Jalan, Jika Pemerintah Pusat Tak Respon Surat dan Wisman Tak Datang
Pengaruh Wisdom
Suryawijaya mengungkapkan, arus masuk wisatawan domestik (wisdom) ke Bali yang mengalami peningkatan menjelang Nataru berpengaruh hingga 40 persen terhadap geliat ekonomi pariwisata Bali.
"Wisdom saat ini berpengaruh, mencapai 40 persen. Kalau ditingkatkan lagi lebih bagus. Bali setidaknya harus dibuka untuk yang essentials dan diplomatik.
Kalau bisa mencapai 20 ribu per hari wisatawan domestik ke Bali melalui udara, dan 15 ribu melalui darat, maka akan bagus sekali," jelasnya.
Ditemui di tempat yang sama, Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali Yoga Iswara mengatakan, saat ini sedang fokus menyuarakan evaluasi kebijakan pembukaan wisman (open border) ke Bali.
"Kita sekarang fokus bagaimana menyuarakan kepantasan terkait dengan evaluasi open border Bali. Jadi fokus kita soal kepantasan. Sekarang bukan masalah demo, tapi bagaimana aspirasi kita sudah mulai didengarkan.