Berita Gianyar
Pemuda Saba Blahbatuh Sambut Baik Surat Edaran MDA Bali Terkait Diizinkannya Pawai Ogoh-ogoh
Para pemuda di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali menyambut baik Surat Edaran (SE) Majelis Desa Adat (MDA) Bali
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Para pemuda di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali menyambut baik Surat Edaran (SE) Majelis Desa Adat (MDA) Bali yang memperbolehkan desa adat atau yowana membuat ogoh-ogoh pada perayaan Nyepi tahun 2022.
Baca juga: MDA Izinkan Pawai Ogoh-ogoh Tahun Baru Saka 1944 Dilaksanakan Dengan Perhatikan 11 Aturan Berikut
Baca juga: Kolaborasi Tari Kecak dengan Ogoh-ogoh, Jadi Daya Tarik Tersendiri Bagi Pengunjung GWK Cultural Park
Baca juga: CATAT! Begini Cara Cek Bansos BSU, BLT Rp1 Juta Tanpa Potongan, Cair Pada Desember 2021
Hal itu dikarenakan mereka sudah sangat merindukan momen-momen pawai ogoh-ogoh.
Ketua Karang Taruma Desa Saba, I Wayan Etong Sanjay Wikrama, Kamis, 30 Desember 2021 mengatakan pihaknya telah mengetahui adanya SE MDA tentang pencabutan larangan pawai ogoh-ogoh Nyepi tahun depan.
Kata dia, pihaknya sangat menyambut baik hal tersebut.
Baca juga: MDA Izinkan Pawai Ogoh-ogoh Tahun Baru Saka 1944 Dilaksanakan Dengan Perhatikan 11 Aturan Berikut
"Kami sangat menyambut baik surat edaran tersebut. Sebab sudah 2 tahun tidak mengekspresikan aktivitas," ujar pemuda yang mewilayahi delapan Sekaa Teruna Teruni (STT) di Desa Saba tersebut.
Pemuda asal Banjar Banda ini menjelaskan, dalam pawai ogoh-ogoh Nyepi, ada berbagai momen yang sangat dirindukan para pemuda.
Diantaranya, keceriaan membuat ogoh-ogoh, latihan megamel baleganjur sebagai musik pengiring arak-arakan ogoh-ogoh, dan momen saat mengarak ogoh-ogoh.
"Ada berbagai hal yang dirindukan, membuat ogoh-ogoh, megambel dan arak-arakannya," ujarnya.
Lalu apakah pihaknya memastikan Nyepi tahun depan akan membuat Ogoh-ogoh, Etong mengatakan belum bisa dipastikan.
Hal tersebut tergantung bendesa di masing-masing STT.
Namun, biasanya setiap Nyepi kecuali ada odalan, pemuda setempat selalu membuat ogoh-ogoh.
"Nanti membuat atau tidak, tergantung bendesa. Tapi biasanya kalau tidak ada odalan gede atau kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya penting, pasti dikasi," tandasnya.
Etong mengimbau pada semua pemuda, agar menyikapi SE MDA ini dengan bijak.
Yakni harus tetap mentaati protokol kesehatan.
Sebab bagaimanapun, pencabutan larangan pawai ogoh-ogoh ini, tak terlepas ketaatan kita selama ini tentang penerapan protokol kesehatan Covid-19.