Tips Kesehatan
Cara Meminimalisir Penularan Kanker Serviks, Ini Penjelasan dr. Yudi Ardiansah Eka
Kanker serviks menjadi urutan ketiga terbanyak di dunia setelah kanker payudara dan kanker kolorektal atau saluran pencernaan.
TRIBUN-BALI.COM - Kanker serviks menjadi urutan ketiga terbanyak di dunia setelah kanker payudara dan kanker kolorektal atau saluran pencernaan.
Di sisi lain, kanker serviks disebut sebagai sillent killer.
Julukan ini bukanlah tanpa sebab.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Obgyn Onkologi, dr. Yudi Ardiansah Eka Sp OG (K) Onk menyebutkan setiap tahunnya, terjadi kasus baru 530 ribu kanker serviks pada perempuan di seluruh dunia.
"Tingkat kematiannya sampai 270 ribu seluruh dunia," ungkapnya pada kanal YouTube Sonora FM dikutip Tribunnews, Rabu (29/12/2021).
Baca juga: Tahun 2022, Denpasar Bakal Lanjutkan Penataan Pantai Sanur dan Pasar Kumbasari
Baca juga: Pemain Sayap Bali United M Rahmat Dirumorkan Balik ke PSM Makassar, Ini Tanggapannya
Lalu siapa saja yang berisiko terkena kanker serviks ini?
Dr Yudi menyebutkan jika kanker ini disebabkan oleh Human papilloma Virus (HPV).
Penyebar virus tersebur umumnya berasal dari kontak seksual.
"Jadi orang bila suatu pasangan loyal pasangan saja, tidak gonta ganti, kemungkinan terjadinya perpindahan virus HPV minimal. Hampir tidak ada," kata dr Yudi menambahkan.
Ia pun mengatakan terjadinya kanker serviks sekitar 99,9 persen dari HPV.
Selain HPV, kemungkinannya kecil yaitu hanya 0,1 persen.
Kehadiran kanker ini kata dr Yudi bisa diantisipasi.
"Pertama loyal pada pasangan. Sebisa mungkin setia pada pasangan. Terjadinya kontak dengan orang lain akan meminimalisir infeksi dari HPV," katanya menambahkan.
Selain itu ada pertanyaan kenapa di luar negeri berganti pasangan hanya sedikit terkena kanker serviks?
Dr Yudi mengatakan sebagian besar orang-orang di sana melakukan pencegahan dengan menggunakan pengaman saat berhubungan seksual.
Di sisi lain, perempuan negara Eropa dan Amerika selalu memeriksakan kesehatan alat reproduksi secara berkala.
Baca juga: 100 Saintis Eijkman Dipecat tanpa Pesangon, Ini Penjelasan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko
Baca juga: Waspada, Kulit Kering Bisa Mengindikasikan Ada Penyakit di Dalam Tubuh
Satu di antaranya adalah Pap Smear. Satu prosedur untuk mendeteksi kanker serviks.
"Mereka tidak sungkan datang ke fasilitas kesehatan untuk melakukan Pap Smear secara periodik. Karenanya jarang ditemukan kanker serviks dibandingkan negara Asia dan Afrika," papar dr Yudi lagi.
Selain itu, pencegahan lain adalah melakukan vaksin untuk mencegah kanker serviks.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Perempuan berisiko terkena kanker serviks bagaimana meminimalisir penularannya