Berita Bali

Akses Bangli-Tembuku Putus, Banjir Rusak Tembok TK di Desa Pejarakan Buleleng

Jembatan darurat berbahan bambu yang menghubungkan Banjar Tegallalang, Kelurahan Kawan, Bangli menuju Banjar Tambahan rusak dihantam banjir bandang

istimewa
Banjir merendam rumah warga di Desa Pejarakan, Selasa 11 Januari 2022 - Akses Bangli-Tembuku Putus, Banjir Rusak Tembok TK di Desa Pejarakan Buleleng 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Jembatan darurat berbahan bambu yang menghubungkan Banjar Tegallalang, Kelurahan Kawan, Bangli menuju Banjar Tambahan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku rusak dihantam banjir bandang.

Akibatnya akses penghubung dua kecamatan itu terputus.

Diketahui, rusaknya jembatan darurat itu terjadi pada hari Minggu 9 Januari 2022.

Di mana pada saat itu, Bangli tengah dilanda hujan lebat.

Baca juga: 20 Rumah Warga di Desa Pejarakan Buleleng Terendam Banjir

Pantauan di lokasi sekitar, jembatan darurat yang dibangun sebelumnya hanya menyisakan bagian lantai dan tiang jembatan.

Sementara bagian lainnya telah hanyut dihantam banjir bandang. Beberapa warga yang hendak melintas terpaksa putar balik.

Menurut Sang Nyoman Adnyana, panjang jembatan darurat sebelumnya mencapai 10 meter.

Namun karena hujan deras pada hari Minggu 9 Januari 2022 serta banjir bandang, tanah di sekitar badan jalan akhirnya terkikis.

"Alhasil jembatan darurat yang sebelumnya dibangun secara swadaya rusak. Akibat pengikisan, sekarang mungkin panjang jalan yang jebol sekitr 12 meter," ucapnya.

Rusaknya jembatan darurat, membuat jalur penghubung dua kecamatan ini terputus.

Warga yang hendak melintas jalur alternatif ini, terpaksa melewati jalur Bangli-Tembuku.

"Jaraknya bisa sampai belasan kilometer," imbuhnya.

Sementara warga yang hendak menuju ladang maupun kandang ternak, terpaksa memarkir kendaraannya di barat jembatan, lanjut berjalan kaki ke melewati sungai mati.

Masih di lokasi yang sama, Kelihan Subak Tegallalang, Sang Ketut Rencana mengatakan, jembatan darurat ini sudah beberapa kali diperbaiki karena kerap kali dihantam banjir saat musim hujan.

Belum lama ini, masyarakat sekitar akan melakukan perbaikan kembali.

Namun belum sempat dilaksanakan, jembatan darurat lebih dulu dihantam banjir bandang.

"Itu sudah disiapkan bambu secara swadaya oleh masyarakat," ucapnya.

Atas kondisi yang terjadi, pihaknya berharap pemerintah Kabupaten Bangli bisa segera melakukan perbaikan.

Sehingga ada akses permanen yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

Terutama untuk mengangkut hasil pertanian dan ternak.

Sementara itu, musibah longsor kembali terjadi di wilayah Jalan Desa Buahan menuju Banjar Dukuh, Desa Abang Batudinding, Kecamatan Kintamani. Akibatnya jalur tersebut tidak bisa dilintasi selama beberapa jam.

Kasi Humas Polres Bangli, Iptu I Wayan Sarta mengatakan, musibah tanah longsor diketahui Selasa 11 Januari 2022, sekitar pukul 05.00 Wita, oleh warga yang hendak melintas.

"Diperkirakan musibah ini terjadi pada Senin malam akibat air hujan," ucapnya.

Lanjut Sarta, warga yang mendapati adanya material tanah dan batu yang menutup jalan, segera menghubungi bhabinkamtibmas, bhabinsa, serta perbekel Abang Batudinding. Karena besarnya material yang longsor, alhasil pihak desa meminta bantuan alat berat.

"Kami bersama warga sekitar selanjutnya melakukan pembersihan secara manual, sembari menunggu alat berat datang. Saat ini, jalur tersebut sudah terbuka dan bisa dilintasi kendaraan roda dua dan empat. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun mengingat kondisi cuaca buruk, kami mengimbau pada masyarakat agar lebih berhati-hati saat melintas," tandasnya.

Terpisah, 20 rumah warga di Banjar Dinas Banyuwedang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng terendam banjir, Selasa 11 Januari 2022 sore.

Banjir yang menerjang juga menyebabkan kerusakan pada tembok penyengker TK Nurul Islam Desa Pejarakan, hingga menimbulkan kerugian mencapai Rp 10 juta.

Perbekel Desa Pejarakan, Made Astawa mengatakan, hujan deras hingga menimbulkan bencana banjir terjadi pada pukul 15.00 Wita.

Baca juga: Diterjang Banjir, Sejumlah Material Bangunan di Pura Tirta Sudamala Bangli Hanyut

Gorong-gorong yang ada di desa tersebut tidak mampu menahan luapan air, hingga akhirnya meluber ke badan jalan dan ke rumah-rumah warga.

Akibatnya, sebanyak 20 unit rumah warga terendam banjir dengan tinggi sekitar 20 centimeter.

Selain itu, banjir juga menyebabkan tembok penyengker sepanjang 30 meter milik TK Nurul Islam ambruk.

Akibat kejadian ini, sekolah tersebut diperkirakan rugi Rp 10 juta.

"Sementara 20 rumah warga yang terendam banjir itu, tidak ada kerusakan. Warga juga tidak mengungsi karena banjirnya surut sekitar pukul 18.30 Wita," jelasnya.

Astawa pun tidak menampik, banjir memang hampir setiap tahun menerjang Desa Pejarakan.

Hal ini disebabkan lantaran saluran drainase yang ada di pinggir jalan utama terlalu kecil.

"Kami sudah mengusulkan perbaikan ke Balai Wilayah Sungai Bali-Penida. Sudah ada perbaikan tahun 2019, namun baru sampai di sebelah selatan kantor desa. Sementara di sebelah utara belum diperbaiki sampai sekarang. Kami berharap seluruh drainase bisa diperbaiki, agar desa kami tidak lagi menjadi langganan banjir," terangnya.

Camat Gerokgak, Made Juartawan mengatakan, hujan deras yang mengguyur sejak Selasa siang menyebabkan banjir di empat desa, yakni Pejarakan, Sumberklampok, Sanggalangit dan Patas.

Air menggenangi badan jalan dengan tinggi rata-rata 30-50 cm, hingga sempat menyebabkan kemacetan.

"Rata-rata memang karena drainasenya bermasalah, sehingga air bermuara di jalan. Banjir sudah mulai surut pukul 16.00 Wita. Kerusakan akibat banjir sampai saat ini belum kami terima laporan. Masih didata masing-masing perbekel," tutupnya. (mer/rtu)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved