Berita Buleleng

Jual Aset Bayar Gaji 80 Karyawan, PDAM Beri Deadline Yeh Buleleng Perbaiki Keuangan

PT Tirta Mumbul Jaya Abadi (Yeh Buleleng) masih berupaya menggali dana untuk membayar utang gaji 80 karyawan.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Ratu Ayu Astri Desiani
Direktur Utama PDAM Buleleng, Made Lestariana - Jual Aset Bayar Gaji 80 Karyawan, PDAM Beri Deadline Yeh Buleleng Perbaiki Keuangan 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - PT Tirta Mumbul Jaya Abadi (Yeh Buleleng) masih berupaya menggali dana untuk membayar utang gaji 80 karyawan.

Total utang gaji karyawan perusahaan air mineral ini mencapai Rp 1,2 miliar.

Upaya yang dilakukan dengan menjual aset serta meningkatkan produksi air minum kemasan.

Pemegang saham mayoritas dalam hal ini PDAM Buleleng bahkan memberikan deadline kepada Yeh Buleleng untuk memperbaiki kondisi keuangannya tahun ini.

Direktur Utama PDAM Buleleng, Made Lestariana mengatakan, pihaknya selaku pemengang saham mayoritas pada PT Tirta Mumbul Jaya Abadi sepakat menyelesaikan utang gaji karyawan di perusahaan tersebut.

Baca juga: PDAM Buleleng Bangun Tiga Sumur Bor, Satu Sumur Habiskan Anggaran Sebesar Rp 700 Juta

"Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) beberapa waktu lalu, ada empat upaya yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut," ujarnya, Jumat 14 Januari 2022.

Pertama, mengonversi utang gaji sebagai saham bagi karyawan.

Kedua melepas aset perusahaan milik Yeh Buleleng yang tidak produktif seperti tanah dan kendaraan, sebagai sumber likuiditas agar mendapatkan fresh money.

Ketiga, Yeh Buleleng akan melakukan pinjaman kepada pihak ketiga, dengan tambahan jaminan dari pemegang saham dalam hal ini PDAM Buleleng.

Sementara upaya keempat, PDAM Buleleng akan memberikan suntikan dana kepada Yeh Buleleng.

Namun dari ke empat upaya itu, Lestariana tidak menampik terjadi beberapa kendala. Salah satunya terkait penjualan aset.

Di masa pandemi ini, penjualan aset berupa tanah seluas 74 are di daerah Desa Temukus, Kecamatan Banjar, cukup sulit.

Sehingga Yeh Buleleng berupaya menjual beberapa aset kendaraan yang dimiliki.

"Tanah itu sebenarnya sudah mau dijual sejak dua tahun lalu seharga Rp 50 jutaan. Tapi belum laku. Apalagi sekarang di masa pandemi ini, mungkin bisa lebih sulit, bahkan harganya bisa lebih murah," ucapnya.

Sementara terkait upaya peminjaman uang kepada pihak ketiga (bank) tidak bisa dilakukan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved