Berita Denpasar
Cegah Wisatawan dan PPLN Kabur Karantina, Kapolri Siapkan Aplikasi Presisi di Pelabuhan Benoa
Cegah Wisatawan dan PPLN Kabur Karantina, Kapolri Siapkan Aplikasi Presisi di Pelabuhan Benoa
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Irma Budiarti
Demikian juga bagi wisatawan ataupun ABK yang sudah melaksanakan swab PCR, selanjutnya dibawa ke tempat karantina yang sudah dipersiapkan oleh Gubernur Bali I Wayan Koster.
"Secara umum saya lihat prosesnya, khususnya terkait pemeriksaan protokol kesehatan dan proses menuju ke tempat karantina, semuanya berjalan dengan baik. Tentunya ada beberapa penyesuaian yang akan kami minta untuk lebih disempurnakan," jelasnya.
Terpisah, Ketua Dewan Pengurus Daerah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (DPD ASITA) Bali Putu Winastra menanggapi terkait Bali akan dijadikan tempat entry point.
Sebelumnya, seluruh stakeholder pariwisata berharap Bali dibuka jadi entry point, bukan hanya untuk turis asing, namun WNI yang baru saja tiba dari luar negeri.
"Jadi ini PMI ataupun warga negara yang tinggal di sana terus ke Bali. Sebenarnya memberikan manfaat terhadap Bali, terutama, satu, akomodasi, tentu mereka akan butuh tempat karantina. Jadi teman-teman PHRI bisa bergeraklah untuk itu," katanya, Sabtu.
Dia menyatakan, dengan Bali dijadikan tempat entry point, airline akan lebih semangat membawa penumpang ke Bali. Karena tidak hanya yang leissure, tidak hanya yang liburan, tetapi bisnis, PPLN WNI, dapat diangkut secara bersamaan ke Bali, walaupun tujuannya berbeda.
Baca juga: 55 Hotel Siap Karantina PPLN, Lokasinya Tersebar di Wilayah Zona Hijau Bali
"Kemudian, dengan adanya entry point PPLN ini, menjadikan aturannya tidak hanya 19 negara itu bisa ke Bali, tetapi negara-negara lain yang sekiranya menjadi negara low risk country, yang mana persentase vaksinasinya sudah tinggi. Kan otomatis berdampak. Jadi Bali akan bergeliat," tambahnya.
Ia juga mengusulkan karantina tidak dilakukan di kamar. Karantina ini justru diusulkan menjadi karantina wilayah atau di green zone. Pemerintah sebelumnya sudah membuat green zone, yang melibatkan beberapa wilayah.
Seperti Nusa Dua, Sanur, Ubud, namun sampai saat ini green zone belum pernah di-trial. Menurutnya saat ini adalah waktu yang tempat untuk melakukan trial di green zone.
"Sehingga wisman yang datang ke Bali ini tidak merasa jenuh dikarantina karena mereka ada di green zone tersebut. Green zone kan sudah CHSE, pelaku pariwisatanya sudah vaksin lengkap. Sehingga ini bisa menggeliatkan perekonomian, karena restoran dan sebagainya bisa buka," imbuhnya.
Karena wisatawan yang datang ke Bali sudah melewati tahapan-tahapan yang semestinya harus dilakukan, maka dari itu Bali menurutnya lebih baik dijadikan karantina wilayah.
Diharapkan, Bali nantinya memiliki aturan premium. Seperti 3x24 jam hasil PCR negatif, vaksinasi lengkap, dan sertifikat non Covid, asuransi, dan lain-lain. Artinya, wisman sudah memenuhi persyaratan premium saja yang diberlakukan.
"Bali sendiri kan herd immunity-nya sudah baik. Yang mana, persentase vaksinasi tahap I sudah 100 persen, vaksinasi tahap II sudah di atas 90 persen. Ditambah lagi vaksin booster ini kan pemerintah segera lalukan secara bertahap.
Artinya kita selalu berbuat yang terbaik untuk Bali. Kita berharap entry point PPLN ini akan menjadi momentum pariwisata Bali mulai bisa bergeliat. Dua tahun lho, bulan depan ini sudah dua tahun kita berdarah-darah ini," katanya.
(ian/sar)