Berita Denpasar
Ogoh-ogoh Cupak dan Bade Tumpang Solas untuk Pemuspaan Pelebon Ida Cokorda Pemecutan XI Rampung
Bade tumpang solas untuk pemuspaan ini memiliki ukuran yang lebih kecil dari bade utama yang akan digunakan saat puncak pelebon.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Noviana Windri
Selanjutnya dilanjutkan dengan mapeed ogoh-ogoh dan pamuspaan, munggah bea, tarpana agung, pamuspan, dan penebus-nebusan.
"Menggunakan ogoh-ogoh yang identik dengan kirab sebagai simbol Bhuta Kala," kata Ketua Umum Warga Ageng Pemecutan, AA Ngurah Rai Sudarma.
Dan pada 21 Januari merupakan puncak palebon.
Rangkaiaknya yakni ngenjing, ngutang pering, baleman, teteh tabuh.
Dilanjutkan dengan mabumi sudha, melaspas pamereman, lembu, dan panca rengga.
Setelah itu, barulah tedun layon dan berangkat ke Setra Badung.
Untuk puncak pelebon nanti akan menggunakan bade tumpang solas.
Seorang undagi bade dari Griya Meranggi, Kesiman, Nyoman Widana saat ditemui di lokasi pembuatan bade di kawasan Setra Badung, Denpasar mengatakan 17 Januari 2022 bade ini harus sudah selesai karena tanggal 18 Januari berada di depan Puri Pemecutan.
Bade ini memiliki tumpang 11 dengan tinggi total 18 meter.
Tinggi badan bade yakni 9,70 meter dan tinggi tumpang sekitar 7,5 meter.
Adapun lebar dasar bade yakni 365 cm dengan panjang 380 cm.
Baca juga: MEGAH! Pelebon Ida Cokorda Pemecutan XI Bakal Gunakan Bade Tumpang Sebelas, Ada Mapeed Ogoh-ogoh
Baca juga: Izin Keluar Jika Ikuti Aturan, Bendesa Adat Diminta Tentukan Rute Ogoh-ogoh, MDA Marga Gelar Rapat
Kayu yang digunakan yakni kayu jenis bali seperti albesia, sukun, dan beberapa kayu lainnya.
Untuk banyak kayu balok ukuran 4 x 6 cm dan panjang 4 meter yang digunakan dalam pembuatan bade ini sebanyak 1 kubik dan triplek sebanyak 40 lembar.
“Jika sudah jadi dengan hiasannya maka diperkirakan berat bade ini kurang lebih 2 ton,” katanya.
Adapun aksesoris yang digunakan dalam bade ini yakni sayap dengan tinggi 5 meter, karang boma, karang sae, paksi, macan, kekendon yang berbentuk seperti gelungan barong.