Berita Bali
Pembatalan Ini Mengecewakan, G20 Finance Track Pindah dari Bali ke Jakarta
Kabar mengejutkan datang dari persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan dilaksanakan di Bali.
Penulis: Ragil Armando | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
“Tapi saya percaya pemerintah pusat punya pertimbangan lain lagi dari apa yang saya harapkan tersebut. Dengan masih ada sisa waktu ini tentu kita berharap nanti ada perubahan-perubahan, dan ada peluang kemungkinan gitu untuk dipindah ke Bali, ya tentu Pemerintah Provinsi Bali akan berharap tetap dilaksanakan di Bali. Jangan sampai semangat teman-teman di Bali, sampai berkurang semangatnya,” tandasnya.
Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB), Puspa Negara mengaku kaget dan kecewa karena jadwal Finance Track G20 dipindah ke Jakarta.
Ia berharap pemerintah mengembalikan agenda G20 ke agenda semula demi stabilitas pertumbuhan pariwisata Bali.
"Kami APPMB kaget dan kecewa dengan pemindahan acara Finance Track G20 Februari 2022 ke Jakarta dengan alasan kesehatan," katanya, Kamis.
Dia mengatakan, dari surat tersebut jelas terlihat adanya inkonsistensi jadwal dan menunjukkan sesuatu yang kurang pada Bali, meskipun kita tahu bahwa kegiatan G20 puncaknya adalah G20 Leader's Summit 11/2022.
Baca juga: Dua Event Dipindah ke Jakarta, Gubernur Koster Sebut Bali Masih Jadi Venue Utama Pertemuan G20
Sesuai jadwal Bali mendapat 35 agenda termasuk puncak G20, kota lain mendapat agenda G20 sbb: Bogor 2, Surabaya 6, Jogya 14, Solo 1, Jakarta 16, Labuan Bajo 7, Medan 2, Lombok 7, Manado 4. Jadi untuk Bali berkurang 1 agenda pada February 2022.
"Meski agenda ini termasuk dalam pra KTT G20 tetap saja pembatalan ini memunculkan tanda tanya, kekagetan dan kekecewaan, karena sepertinya Bali tidak siap atau Bali sengaja dilemahkan di tengah harapan besar masyarakat Bali menyukseskan semua rangkaian KTT G20 di Bali. Bagi APPMB sejauh ini untuk suksesnya G20 rakyat Bali begitu bersemangat, terlebih insan pariwisata begitu patuh, baik terhadap prokes maupun imbauan-imbauan karena ingin Bali lebih cepat pulih dari keterpurukan ekonomi yang masih berlangsung sampai detik ini," imbuhnya.
"Tapi mengapa jadwal diubah? Apakah pemimpin Bali tidak berani mempertahankan agenda ini di tengah prestasi tinggi terhadap penanganan Covid-19? Katanya Bali terbaik dalam cegah tangkal Covid-19? Katanya Bali baik-baik saja? Mengapa ada pergeseran agenda? Tentunya ini menimbulkan interpretasi yang beragam, terutama kami di pelaku pariwisata merasa dipermainkan oleh kebijakan pusat atau ketidakberdayaan bargaining power pemimpin daerah kami?" katanya.
Ia menjelaskan, perubahan agenda ini sangat sensitif bagi Bali karena Bali harus tetap firm dalam tahapan pemulihan.
Jika pemindahan itu karena alasan Covid-19 atau Omicron, justru dibanding Jakarta, kasus di Bali jauh lebih sedikit.
"Oleh karena itu kami APPBM tetap berharap semua agenda KTTG20 di Bali tidak ada yang cancel, berubah atau postpone, untuk menjaga stabilitas pemulihan Bali. Usul kami, kembalikan jadwal Finance Track G20 ke Bali. Jangan diubah, sebagai wujud menciptakan stabilitas pertumbuhan pariwisata Bali untuk percepatan recovery," katanya.
Ketua Bali Tourism Board (BTB), IB Agung Partha Adnyana menyebutkan agar kiat tidak terlalu sensitif dengan Finance Track G20 yang dipindah ke Jakarta.
"Karena situasi kondisi Covid-19 Omicron ini, kan ini tidak semua dibatalkan. Kalau tidak salah, jalur keuangan. Sisanya pasti melihat situasi dan kondisi. Karena situasi pandemi memang harus bisa beradaptasi atau berubah cepat. Kita tidak usah terlalu sensitif lah," katanya, Kamis.
Menurutnya, jika beberapa event G20 dibawa ke Jakarta, bukan berarti event-event lainnya juga gagal berlangsung di Bali.
Memang meeting-meeting akan diadakan di seluruh Indonesia, bukan di Bali saja.