Berita Badung

50 Banjar di Desa Adat Kerobokan Badung Sepakat Tidak Membuat Ogoh-Ogoh

Puluhan banjar yang ada di lingkungan Desa Adat Kerobokan sepakat tidak membuat ogoh-ogoh dalam perayaan Nyepi Saka 1944. Bahkan keputusan itu merupak

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Harun Ar Rasyid
tribun bali/agus aryanta
Bendesa Adat Kerobokan, A.A Putu Sutarja 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Puluhan banjar yang ada di lingkungan Desa Adat Kerobokan sepakat tidak membuat ogoh-ogoh dalam perayaan Nyepi Saka 1944. Bahkan keputusan itu merupakan hasil rapat yang dilaksanakan puluhan banjar setempat.

Bendesa Adat Kerobokan, A.A Putu Sutarja tak menampik jika jika puluhan banjar sepakat tidak membuat ogoh-ogoh. Bahkan sebelumnya dirinya  telah menggelar rapat terkait penyelenggaraan pawai ogoh-ogoh saat pengerupukan atau sehari menjelang Nyepi bersama sekha teruna.

"Kami di Desa Adat Kerobokan telah sepakat tidak menggelar ogoh-ogoh. Ini merupakan keputusan bersama ketua sekaa teruna dan kelian banjar," ujarnya Minggu 23 Januari 2022

A.A Putu Sutarja yang juga merupakan ketua MDA Kabupaten Badung itu mengaku ada sebanyak  50 banjar yang tidak membuat ogoh-ogoh. Iya mengaku keputusan untuk tidak menggelar pawai ogoh-ogoh, lantaran belum ada kepastian kondisi Covid-19 pada dua bulan mendatang akan melandai. 

"Terlebih, pemerintah pusat memprediksi akan terjadi lonjakan tertinggi kasus Omicron pada Februari dan Maret mendatang," ungkapnya.

Pihaknya mengaku situasi covid-19 di bulan Februari dan Maret belum diketahui. Bahkan informasi yang didapat,  Menkes menyebutkan  puncak Omicron bulan Februari hingga Maret.

"Jadi lebih baik kami focus pada pengendalian penyebaran Covid-19 di desa adat," katanya.

Selaku Ketua MDA Kabupaten Badung, Agung Sutarja mengakui telah menerima beberapa laporan di majelis kecamatan di beberapa kecamatan di Kabupaten Badung sebagian besar desa adat tidak melaksanakan pengarakan  ogoh-ogoh.

"Jadi banyak yang sudah melaporkan bahwa banyak desa adat yang tidak melaksanakan pengarakan ogoh-ogoh. Mereka khawatir kasus covid-19 akan kembali meningkatkan di wewidangan desa adat mereka masing-masing," jelasnya.

Baca juga: 10 Ribu Orang Telah Terima Vaksin Booster, Dinkes Tabanan Bali Genjot Vaksinasi, Prioritaskan Lansia

Baca juga: UPDATE KASUS SUBANG: Tangis Danu Tiba-tiba Pecah, Ucapkan ini Pada Kedua Orang Tua, Danu Minta Maaf

Baca juga: TERKINI KASUS SUBANG, Danu Tiba-tiba Nangis, Minta Maaf dan Bersimpuh di Kaki Ibunya, Ada Apa?

Sayangnya Agung Sutarja tak merinci desa adat mana saja yang tidak melaksanakan pengarakan ogoh-ogoh. 

"Untuk kegiatan melasti, kami juga di Kerobokan serta di Desa adat se Kabupaten Badung, akan melaksanakan pemelastian ngubeng. Hal ini sama seperti tahun lalu ," katanya.

Sementara di kecamatan mengwi kabarnya seluruh bendesa Adat sepakat untuk tidak membuat ogoh-ogoh. Bahkan vidio hasil rapat dengan kesepakatan tidak membuat ogoh-ogoh ramai di beberapa akun media sosial. Sayangnya Ketua MDA Kecamatan Mengwi Ketut Sudiarsa belum bisa dikonfirmasi hingga saat ini. (*)

Berita Lainnya

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved