40 Pekerja di Penjara Rumah Bupati Langkat, Diduga Disiksa dan Dipaksa Kerja 10 Jam Tanpa Gaji

Migrant Care menyebut penjara di rumah Terbit Rencana Peranginangin digunakan untuk menyiksa para pekerja perkebunan sawit.

Editor: Bambang Wiyono
tribun medan
Para pekerja di penjara rumah bupati Langkat, diduga disiksa dan dipaksa kerja paksa selama 10 jam tanpa gaji. 

TRIBUN-BALI.COM, MEDAN - Mengejutkan, diduga ada 40 orang pekerja yang ditahan di penjara pribadi Bupati Nonaktif Langkat, Terbit Rencana Peranginangin.

Penjara itu berada di rumah sang bupati yang beberapa hari lalu terjaring OTT KPK.

Dari penggeledahan paska OTT itulah, diketahui kalau di dalam rumah pribadi sang bupati ada penjara.

Baca juga: 4 Pria Babak Belur dalam Penjara Rumah Pribadi Bupati Langkat, Benarkah Mereka Budak yang Disiksa?

Saat ditemukan, ada empat pria di dalam penjara itu dalam kondisi babak belur.

Migrant Care menyebut penjara di rumah Terbit Rencana Peranginangin digunakan untuk menyiksa para pekerja perkebunan sawit.

Penanggung Jawab Migrant Care, Anis Hidayah, mengatakan penjara tersebut hanya modus rehabilitasi.

Penjara pribadi di rumah Bupati Langkat
Penjara pribadi di rumah Bupati Langkat (istimewa)

Anis berujar, mereka disiksa dan dipaksa bekerja selama 10 jam.

Menurutnya, para tahanan itu akan bekerja mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

"Ada dua sel di dalam rumah Bupati yang digunakan untuk memenjarakan sebanyak 40 orang pekerja setelah mereka bekerja," ujarnya di Komnas HAM, Senin (24/1/2022), dikutip dari Tribun-Medan.com.

Baca juga: Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat Dihuni 4 Pria Babak Belur, Sudah Dibangun 10 Tahun

Setelah bekerja, kata Anis, para tahanan akan dipukuli oleh orang suruhan Bupati Langkat.

"Mereka dimasukkan ke dalam kerangkeng atau sel setelah bekerja agar tidak punya akses kemana-mana," ungkapnya.

Para Pekerja Alami Luka Lebam

Anis mengatakan, para pekerja kebun sawit itu kerap mendapat penyiksaan.

Tahanan pribadi di rumah Bupati Langkat
Tahanan pribadi di rumah Bupati Langkat (istimewa)

Bahkan, mereka juga mengalami luka-luka lebam akibat penyiksaan yang dilakukan.

"Para pekerja yang dipekerjakan di kebun kelapa sawitnya, sering menerima penyiksaan, dipukuli sampai lebam-lebam dan sebagian mengalami luka-luka," jelasnya, dilansir Tribun-Medan.com, Senin.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved