Berita Klungkung
Museum Semarajaya Klungkung Kembali Jadi Lokasi Edukasi, Wajah Antusias Anak-anak Bikin Semangat
Suara sorak sorai anak-anak terdengar riuh di areal Museum Semarajaya, Klungkung, Bali, Selasa 25 Januari 2022
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Suara sorak sorai anak-anak terdengar riuh di areal Museum Semarajaya, Klungkung, Bali, Selasa 25 Januari 2022.
Suasana keceriaan itu sudah lama tidak terasa di Museum Semarajaya yang sunyi selama pandemi.
Belasan anak-anak dari TK Lila Kumala Sari Desa Tangkup itu bergegas masuk ke Museum Semarajaya.
Mereka didampingi oleh orangtua dan para guru, belajar banyak tentang sejarah Klungkung.
Baca juga: Sunyi Selama Pandemi, Museum Semarajaya Klungkung Kembali Dikunjungi Jadi Lokasi Edukasi
Anak-anak itu tampak tertarik saat melihat duplikat mahkota raja Klungkung, sampai dengan melihat keris-keris peninggalan puri di Klungkung.
"Itu lukisan perang ya?," tanya seorang anak kepada salah seorang petugas museum.
Petugas museum pun menjawab pertanyaan anak tersebut, dengan menceritakan lukisan perang puputan antara pasukan Klungkung dan kolonial Belanda dengan bahasa yang mudah dipahami anak-anak.
Raut wajah anak-anak yang antusias, membuat pihak museum menjadi semangat untuk kembali menggenjot kunjungan siswa ke museum sebagai tempat edukasi.
"Sebenarnya fungsi museum yang seperti ini yang kami inginkan. Jadi media edukasi buat anak-anak sekolah," Kepala UPT Museum Semarajaya Cokorda Gde Nala Rukmaja.
Ia mengatakan, sudah lama Museum Semarajaya tidak dikunjungi oleh rombongan siswa atau wisatawan.
Tahun 2020 Museum Semarajaya tutup total karena pandemi, sehingga sama sekali tidak ada kunjungan.
Tahun 2021, Museum Semarajaya kembali dibuka. Hanya saja kunjungannya bisa dihitung dengan jari.
"Tahun 2021 ada kunjungan wisatawan lokal, tapi masih sedikit. Kalau Wisman, ada sedikit, itu pun biasanya yang tidak bisa kembali ke negaranya," jelasnya.
Padahal sebelum pandemi, justru wisatawan asal negara-negara di Eropa yang paling ramai mengunjungi Museum Semarajaya.
"Oleh karena itu dalam kondisi seperti ini, juga ingin kembali fungsikan museum sebagai tempat edukasi untuk siswa," ungkap Nala Rukmaja.
Berbagai program pun mulai digarap tahun ini, mulai dari menerima kunjungan dari pihak sekolah.
Sampai dengan gelaran bulan bahasa yang rencananya akan diadakan di Museum Semarajaya pada awal bulan Februari mendatang.
Baca juga: Menparekraf Rencanakan Sejumlah Side Event G20 Diadakan di Museum Pasifika Badung
"Kami Dinas Pendidikan di Klungkung usahakan, agar kedepan keberadaan Museum Semarajaya dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai tempat edukasi bagi siswa di Klungkung," harapnya.
Kepala Sekolah TK Lila Kumala Sari Desa Tangkup Ni Wayan Padmi menjelaskan, dirinya sengaja mengajak anak-anak didiknya ke museum, untuk mengajari siswa sejak dini mengenal fungsi museum dan belajar tentang sejarah serta budaya di Klungkung.
"Jadi anak-anak sejak dini bisa mengetahui keberadaan, fungsi dan apa saja yang harus diperhatikan saat berada di museum. Serta apa saja yang bisa dipelajari di musuem. Mereka juga mendapatkan pengalaman untuk belajar sejarah, melihat langsung benda-benda sejarah yang ada di museum," jelas Padmi. (eka mita suputra)
Kumpulan Artikel Klungkung