Berita Denpasar
Akses Jaba Pura Ditutup Tembok, Pengempon Minta Bantuan PHDI Denpasar dan Pihak Terkait
Akses Jaba (luar) Pura Dalam Bingin Nambe, yang berlokasi di Jalan Ternate Denpasar ditutup oleh salah satu warga yang tinggal dekat dengan Pura terse
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Akses Jaba (luar) Pura Dalam Bingin Nambe, yang berlokasi di Jalan Ternate Denpasar ditutup oleh salah satu warga yang tinggal dekat dengan Pura tersebut.
Para pengempon (anggota) Pura Dalam Bingin Nambe pun telah meminta bantuan kepada pihak-pihak terkait, seperti PHDI Kota Denpasar, Kapolsek Denpasar Barat serta beberapa pengurus Desa diwilayah tersebut.
Ketut Gede Muliarta selaku salah satu pengempon Pura Dalam Bingin Nambe mengatakan akses jalan Pura ini ditutup sejak 2007.
"Niki (ini) yang menembok jaba (luar) Pura tyang driki (saya ini) anak angkat dari wan tyang (saudara saya). Mangkin (sekarang) anak angkat nike berada di Jakarta. Pindah agama. Menurut informasi yang tyang dapat seperti nike," jelasnya, Senin (7/2).
Baca juga: Merayakan Anggara Kasih Prangbakat, Ini Sarana Upakara yang Dihaturkan
Baca juga: UPDATE Covid-19 Senin 7 Februari 2022 di Denpasar: Sembuh 108 Orang, Kasus Positif Bertambah 456
Baca juga: Jaba Pura Ditutup Tembok, Pengempon Pura Dalam Bingin Nambe Denpasar Harapkan Mediasi
Muliarta mengatakan, sangat mengharapkan bantuan dari pihak-pihak terkait, seperti PHDI, Kapolsek Denpasar Barat hingga Kantor Desa setempat dan juga dengan pihak terkait.
"Saya mengharapkan sekali bagaimana agar Jaba (luar) pura tyang bisa dikembalikan seperti semula sehingga tyang driki (saya di sini) bisa menjalankan upakara besar dalam keadaan tertutup seperti nike. Apa jadinya kita mau masang panggung mau meicen-icen (beraktivitas di Pura) juga tidak bias. Jadi ini sudah puluhan tahun tertutup seperti nike. Jadi keberadaan pura kami sepertinya gimana ya. Jadi tidak seperti dulu," katanya.
Sebelum ditutup dengan tembok, kegiatan persembahyangan di Pura ini dapat terlaksana dengan baik. Sementara itu jumlah pengempon pura ini sekitar 200 kepala keluarga.
Menanggapi laporan dari Pengempon (anggota) Pura Dalam Bingin Nambe, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Denpasar, Nyoman Kenak mengunjungi langsung Pura yang berlokasi di Jalan Ternate tersebut.
"Mohon semua pihak menahan diri dan sabar. Kami akan berusaha memediasi karena fungsi kami di lembaga PHDI hanya memediasi. Kami bukan lembaga eksekutor. Artinya, dalam permasalahan yang ada sekarang mulai sebentar lagi saya akan koordinasi dengan pengurus di semua tingkatan. Setelah itu kami akan berusaha memediasi dan memanggil semua pihak. Termasuk aparat terbawah, juga penegak hukum. Kami meminta koordinasi, komunikasi agar lancar dan permasalahannya agar terselesaikan," jelasnya, Senin.
Menurutnya, ketika nantinya salah satu pihak tidak datang untuk melakukan mediasi merupakan hal yang wajar.
Namun ia optimistis semua pihak akan mendukung kegiatan PHDI ini, termasuk juga para pengempon pura juga aparat terbawah, kelian, perbekel dan penegak hukum lainnya.
Pihaknya juga sudah mengkomunikasikan kepada pihak-pihak terkait lainnya agar komitmen dan selalu konsisten untuk mendukung PHDI menyelesaikan permasalahan di pura.
Terkait ditutupnya akses jalan ke pura, menurutnya, semestinya tidak ada pura yang tidak memiliki akses jalan.
"Jika ditinjau dari segi perdata pun itu tidak boleh tidak ada akses jalan. Tapi bukan bidang saya yang mengomentari itu. Namun kami berusaha semaksimal mungkin agar pura ini ada akses jalan," katanya.
Mengapa baru saat ini PHDI turun tangan untuk masalah ini?