Berita Denpasar

KESEPIAN Juga Anugerah, Begini Cara untuk Menyikapinya

Kesepian bukanlah derita, tetapi mengajarkan seseorang untuk merenung ke dalam diri.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
Kompas.com
ILUSTRASI- Pelangi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kesepian bukanlah derita, tetapi mengajarkan seseorang untuk merenung ke dalam diri.

Guru Mangku Hipno, ahli Teohipnotherapi, menjelaskan bahwa hidup adalah misteri.

"Terkadang badai hadir tanpa disangka, namun terkadang pelangi juga hadir memberikan harapan," ucap dosen UHN ini, kepada Tribun Bali, Senin, 7 Februari 2022. 

Baca juga: Makna Upacara Matipat Bantal atau Upacara Mamitan Dalam Hindu 

Baca juga: Abulan Pitung Dina, Berikut Makna Upacara Bayi Berusia 42 Hari Dalam Hindu

Baca juga: Sulit Pulangkan Jenazah Kadek Eka, PMI Asal Gianyar Meninggal di Dubai karena Covid-19

Baca juga: UPDATE Covid-19 Senin 7 Februari 2022 di Denpasar: Sembuh 108 Orang, Kasus Positif Bertambah 456

GMH, sapaan akrabnya, mengingatkan bahwa segala cobaan dan ujian, akan datang silih berganti kepada manusia adalah bagian dari karma.

Kesedihan dan kegembiraan, sukacita dan kehampaan, datang silih berganti tanpa diundang.

"Kadang memadam terkadang membakar. Semangat kebangkitan membawa pesan, agar semua kehidupan mampu belajar mengendalikan air mata," jelas Dosen asli Singaraja ini.

Untuk itu, karena kesedihan atau kesepian adalah bagian dari karma.

Maka janganlah seseorang melarutkan diri di dalam kesedihan.

"Sebaiknya kenali kebaikan Tuhan, rasakanlah cahaya kasihNya. Tersenyumlah saat mulai menyadari sesungguhnya selama ini diri ini, tidak benar - benar sepi dalam kesendirian," sebut GMH.

Baca juga: Sulit Pulangkan Jenazah Kadek Eka, PMI Asal Gianyar Meninggal di Dubai karena Covid-19

Baca juga: Bali Masuk PPKM Level 3, Badung Tunggu Keputusan Provinsi Terkait Pelaksanaan Ogoh-ogoh

Baca juga: UPDATE Covid-19 Senin 7 Februari 2022 di Denpasar: Sembuh 108 Orang, Kasus Positif Bertambah 456

Sebab ada Tuhan yang selalu melihat dan mendengarkan.

"Sayangnya karena kebodohan diri, hal ini seperti rasa syukur sering terlupakan dan kita mengabaikan kekuatan kasihNya," tegas ahli kejiwaan Psikosomatik Anxiety ini.

Untuk itu, ia mengingatkan agar sebaiknya manusia mulai detik ini, memberi jiwanya kehangatan dengan menyadari, bahwa bahkan dalam kehilangan pun, ternyata masih terlalu banyak keberkahan yang tersisa.

"Berikan hati penghiburan walaupun hanya sebatas pengharapan," imbuhnya.

Sebab hati yang terhibur akan menumbuhkan kekuatan.

Kekuatan melahirkan  ketenangan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved