Alutsista TNI
Situasi LCS Tak Menentu Menhan Prabowo Menata Senjata: Borong 42 Rafale, 32 Jet Tempur F-15 Menyusul
Sebagaimana diketahui, gelar kekuatan tempur TNI AU dalam beberapa tahun terakhir dapat dikatakan cukup minim dan hanya mengandalkan jet tempur F-16
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Di tengah tidak menentunya situasi keamanan regional di kawasan Laut China Selatan dan kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) bagi TNI yang telah diamanatkan oleh Undang-undang, maka pemerintah Indonesia memutuskan mengakusisi jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation pabrikan Prancis.
Sebagaimana diketahui, gelar kekuatan tempur TNI AU dalam beberapa tahun terakhir dapat dikatakan cukup minim dan hanya mengandalkan jet tempur F-16 dan jet tempur Sukhoi SU-30 maupun Sukhoi SU-27 sebagai kekuatan utama.
Kini memasuki pekan kedua di bulan Februari, Menhan Prabowo Subianto yang mewakili Pemerintah Indonesia resmi melakukan penandatangan pembelian jet tempur Rafale dari Prancis sebanyak 6 unit untuk batch pertama dan menyusul 36 unit untuk bacth kedua.
Pembelian jet tempur Rafale yang ini diproyeksikan untuk memperbarui kondisi jet tempur TNI AU yang rerata sudah berusia uzur.
Menariknya, dalam waktu bersamaan, pemerintah Amerika Serikat mengumumkan menyetujui penjualan 36 unit jet tempur F-15 dan berbagai peralatan militer lainnya senilai hampir 14 miliar dollar AS atau sekitar Rp 200 triliun kepada Indonesia.
Persetujuan penjualan F-15 tersebut terjadi ketika AS terus berupaya untuk menahan pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik.
Jika terwujud, Indonesia menjadi negara kedua di Asia Tenggara yang memiliki F-15 setelah Singapura.
F-15 adalah jet tempur multiperan buatan Boeing yang berbasis di AS.
Dalam situs resminya, Boeing menyebutkan bahwa F-15 generasi terbaru menawarkan berbagai teknologi termutakhir termasuk kokpit canggih, radar AESA, perangkat peperangan elektronik digital, komputer misi cepat, dan sensor modern.
Sejauh ini, hanya ada tujuh negara yang mengoperasikan F-15. Ketujuh negara tersebut adalah AS, Jepang, Israel, Korea Selatan, Arab Saudi, Singapura, dan Qatar.
Di Asia Tenggara, baru Singapura yang mengoperasikan F-15.
Flight Global melaporkan, Singapura mempunyai 100 unit F-15.
Dari jumlah tersebut, 40 unit adalah varian F-15SG sedangkan 60 unit adalah varian F-16C/D.
Sedangkan untuk Indonesia, varian yang disetujui AS untuk dijual kepada Jakarta adalah F-15ID.
Kendati telah mengumumkan potensi penjualan 36 unit F-15ID ke Indonesia, keputusan tersebut bukan berarti negosiasi telah rampung.
