Alutsista TNI

Situasi LCS Tak Menentu Menhan Prabowo Menata Senjata: Borong 42 Rafale, 32 Jet Tempur F-15 Menyusul

Sebagaimana diketahui, gelar kekuatan tempur TNI AU dalam beberapa tahun terakhir dapat dikatakan cukup minim dan hanya mengandalkan jet tempur F-16

Editor: Ady Sucipto
pixbay/donwhite
ilustrasi Jet tempur F-15 buatan pabrikan Boeing. 

Rugi jika Batal

Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi berpendapat Indonesia akan rugi jika rencana pembelian 42 pesawat tempur Dassault Rafale dan kapal selam Scorpene dari Perancis batal.

Fahmi memandang yang terpenting dari pembelian tersebut adalah potensi peningkatan kapabilitas pertahanan Indonesia, bukan konteks geopolitiknya.

Jet tempur Rafale buatan Dassault Prancis dipamerkan dalam ajang Paris Air Show 2019 di Le Bourget, Paris, Prancis, Senin (17/6/2019). Jet tempur Rafale saat ini merupakan tulang punggung AU Perancis. Rafale memiliki tiga varian, di antaranya yang khusus beroperasi di kapal induk dan varian yang mampu menggotong senjata nuklir. Pameran kedirgantaraan Paris Air Show 2019 berlangsung 17-23 Juni 2019. Tribunnews/Malvyandie Haryadi
Jet tempur Rafale buatan Dassault Prancis dipamerkan dalam ajang Paris Air Show 2019 di Le Bourget, Paris, Prancis, Senin (17/6/2019). Jet tempur Rafale saat ini merupakan tulang punggung AU Perancis. Rafale memiliki tiga varian, di antaranya yang khusus beroperasi di kapal induk dan varian yang mampu menggotong senjata nuklir. Pameran kedirgantaraan Paris Air Show 2019 berlangsung 17-23 Juni 2019. Tribunnews/Malvyandie Haryadi (Tribunnews/Malvyandie Haryadi)

Jika terealisasi, kata dia, maka postur pertahanan Indonesia akan lebih baik.

Postur pertahanan yang kuat, lanjut dia, tentu saja akan berdampak pada upaya pengamanan kepentingan nasional dan meningkatkan pengaruh Indonesia juga secara geopolitik.

"Jika tidak terealisasi ya tentu saja kita juga mengalami kerugian yang tak sedikit, baik dari aspek kapabilitas maupun geopolitik, yang ditandai lemahnya kemampuan kita dalam mengamankan teritorial dan kepentingan nasional maupun posisi tawar kita dalam menghadapi dinamika lingkungan strategis," kata Fahmi ketika dihubungi Tribunnews.com pada Jumat (11/2/2022).

Fahmi berpendapat desakan untuk mengevaluasi dan memodernisasi alutsista milik TNI kencang disuarakan.

Meski Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan telah mengutarakan komitmennya untuk terus memodernisasi alutsista.

Namun, kata dia, hal itu tidak mudah dilakukan di tengah keterbatasan anggaran dan kondisi pandemi yang tak kunjung reda.

Ia mengatakan, dibutuhkan ruang fiskal yang memadai untuk menjawab harapan masyarakat agar TNI dapat segera menggunakan alutsista muda, berteknologi terkini, dan mumpuni.

Fahmi menilai Indonesia menghadapi tantangan dan ancaman yang tidak kecil baik dari dalam maupun dari luar negeri terhadap kedaulatannya.

>>>Baca Alutsista TNI lainnya<<<

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Keseimbangan Kekuatan di ASEAN Berubah Jika RI Punya Rafale & F-15, Malaysia Semakin Ketinggalan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved