Serba Serbi

Malukat di Merajan dan Genah Panglukatan, Apa Bedanya?

Biasanya malukat dilakukan di geria yang ada sulinggih, atau di merajan dan sanggah sendiri. Bisa pula mendatangi pura yang ada genah panglukatannya

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
genah panglukatan di Pura Mangening Tampaksiring, sebagai salah satu lokasi alternatif malukat di Bali. 

Sebab keyakinan dan kepercayaan inilah, kata dia, yang menjadi modal utama untuk melakukan pembersihan jasmani dan rohani.

Apalagi dalam Hindu di Bali, kepercayaan adalah hal penting, dan salah satu ajaran penting dalam Panca Sradha.

Intinya adalah sarana panglukatan, berasal dari air suci dan bisa diberikan bunga atau kembang yang harum nan indah.

Ditambah doa, usaha dan keyakinan yang malukat, maka niscaya pembersihan diri akan tercapai. "Hal inilah yang harus ditanamkan dan dipahami betul sebelum malukat," tegasnya.

Sehingga tidak terjadi salah paham dan salah konsep dalam memahami makna malukat. Jero Mangku Ketut Maliarsa, juga mengingatkan bahwa malukat bertujuan menyucikan serta membersihkan angga sarira (stula sarira).

Tidak kalah penting pula, malukat bertujuan untuk membersihkan suksma sarira sehingga kejernihan pikiran dan hati yang bersih akan hadir.

Salah satu air suci yang dianggap paling baik untuk malukat adalah campuhan. Biasanya campuhan ini adalah pertemuan dua aliran sungai, atau pertemuan aliran sungai dengan laut dan pertemuan air lainnya.

Sehingga campuhan dianggap air suci yang keramat, dan hal itupun dijelaskan dalam Weda. Pertemuan air lebih dari satu itu, yang kemudian banyak menjadi lokasi malukat khususnya di Pulau Dewata.

"Campuhan berasal dari kata campuh yang artinya campur menjadi satu kesatuan," imbuhnya. Misalkan saja, pertemuan air laut dengan air sungai seperti pertemuan sungai Ayung dan pantai Padang Galak di Pura Campuhan Windhu Segara. Atau pula tempat malukat di beji Pura Purwa Siddhi Ponjok Batu.

"Bahkan di Pura Ponjok Batu, ada lima campuhan mata air yaitu mata air dari Gunung Rinjani, Gunung Beratan, Gunung Batur, Gunung Agung dan dari air laut. Makanya disebut panglukatan Panca Tirta," sebutnya. (*)

Artikel lainnya di Serba Serbi

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved