Berita Badung
BOR di RSD Mangusada Belum Penuh Meski Kasus Meningkat, Begini Tanggapan Dirut RSD Mangusada
Bed Occupancy Ratio (BOR) di RSD Mangusada sampai sekarang belum tercatat penuh, meski kasus positif Covid-19 di Badung terus mengalami peningkatan.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Bed Occupancy Ratio (BOR) di RSD Mangusada sampai sekarang belum tercatat penuh, meski kasus positif Covid-19 di Badung terus mengalami peningkatan.
Melihat kondisi itu, dipercaya varian omicron kini tidak menyebabkan gejala berat.
Bahkan untuk masyarakat yang tidak bergejala diminta agar tetap dilakukan isolasi terpusat atau isoman.
Sehingga tidak membuat BOR RSD Mangusada overload.
Baca juga: Hanya Bisa Kabur Beberapa Meter, Seorang Pria di Badung Kepergok Lakukan Aksi Pencurian
Baca juga: Kejar Target APBD Rp 3,2 Triliun, Komisi III DPRD Badung Lakukan Kunjungan Kerja ke Finns Beach Club
Baca juga: Polres Badung Lakukan Jemput Bola Vaksinasi Booster di Desa Gulingan, Sasar 400 Warga
Direktur Utama RSD Mangusada dr. I Wayan Darta mengakui jika varian omicron tidak menyebabkan gejala berat.
Berbeda dengan varian delta sebelumnya yang sempat menyebabkan BOR RSD Mangusada menjadi penuh.
"Dulu varian delta, kita sampai harus kekurangan oksigen untuk perawatan pasien Covid-19," ungkapnya Jumat, 18 Februari 2022.
Menurutnya Covid-19 varian omicron memang menyebabkan penularan yang sangat cepat.
Namun efek yang ditimbulkan dari omicron tidak separah dari varian delta.
Baca juga: Polres Badung Lakukan Jemput Bola Vaksinasi Booster di Desa Gulingan, Sasar 400 Warga
Baca juga: Polres Badung Lakukan Jemput Bola Vaksinasi Booster di Desa Gulingan, Sasar 400 Warga
Baca juga: Termasuk Bali, WHO Sebut 3 Provinsi di Indonesia Berada di Tingkat Penularan Covid-19 Sangat Tinggi
"Jadi kebanyakan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 tidak perlu mendapatkan perawatan intensif," sambungnya
Dijelaskan saat ini memang, varian omicron ini memiliki reproduction number (angka pertumbuhan) yang tinggi tetapi memiliki fatality case rate (tingkat kematian kasus) yang rendah.
Sehingga walaupun dari satu orang yang sakit penularannya sangat cepat.
"Jadi dengan risiko kematian yang cukup rendah kebanyakan pasien Covid-19 dari varian omicron tidak perlu mendapatkan perawatan yang intensif. Sehingga dalam penyembuhannya dapat dengan melakukan Isolasi mandiri atau terpusat," tegasnya kembali.
Mengingat bisa sembuh secara sendirinya, tentunya hal ini pun menyebabkan BOR perawatan Covid-19 di rumah sakit tidak sampai penuh.
Bahkan katanya kini BOR isolasI sekitar 60 persen atau terisi sebanyak 57 pasien dari 87 bed, BOR ICU 75 persen yakni sebanyak 5 pasien dari 7 bed yang disediakan.