Berita Denpasar
Penjurian Digelar 24-27 Februari 2022, Lomba Ogoh-ogoh di Kota Denpasar
Pasikian Yowana Kota Denpasar menggelar lomba ogoh-ogoh untuk serangkaian pelaksanaan Nyepi saka 1944.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pasikian Yowana Kota Denpasar menggelar lomba ogoh-ogoh untuk serangkaian pelaksanaan Nyepi saka 1944.
Penjurian lomba ogoh-ogoh akan dilaksanakan, 24-27 Februari 2022.
Ketua Pasikian Yowana Kota Denpasar, AA Angga Harta Yana mengatakan, saat ini peserta di empat kecamatan sudah mendaftarkan ogoh-ogoh yang akan dilombakan.
Penilaian ini akan dibagi selama empat hari sesuai dengan kecamatan di Denpasar.
Baca juga: Penjurian Lomba Ogoh-ogoh di Denpasar Digelar 24 - 27 Februari 2022
Kamis 24 Februari 2022, akan dilakukan penilaian untuk ST di wilayah Kecamatan Denpasar Utara.
Jumat 25 Februari 2022, penilaian dilakukan untuk ST di wilayah Kecamatan Denpasar Timur.
Sabtu 26 Februari 2022, penilaian dilakukan untuk ST di Kecamatan Denpasar Selatan.
“Terakhir, Minggu (27 Februari 2022) penilaian dilakukan untuk ST di Kecamatan Denpasar Barat,” kata Gung Angga, Sabtu (19 Februari 2022).
Ia menambahkan, untuk perserta lomba ini syaratnya adalah satu banjar adat dengan satu ogoh-ogoh.
Ketua Panitia Lomba Ogoh-ogoh Kota Denpasar, AA Ariyuda Krismawan mengatakan, peserta di empat kecamatan, sudah melebihi 50 persen kuota dan semua Yowana antusias.
Untuk pendaftaran sebelumnya ditutup 15 Februari 2022, namun mengingat Pasikian Yowana se-Bali dan seniman sempat bertemu dengan Gubernur Bali beberapa waktu lalu, penutupan pendaftarannya diundur menjadi 20 Februari 2022.
“Tapi sistemnya online terhitung 16-20 Februari,” imbuhnya.
Juri yang terlibat yakni memaksimalkan anak-anak muda serta maestro ogoh-ogoh yang pernah menjadi yang terbaik di Kota Denpasar, seperti Gung Balux, Boby, Dwi Aga, Komang Indra Gases dan Guru Anom.
Baca juga: Jelang Hari Raya Nyepi 2022, Pesanan Aksesoris Ogoh-ogoh di Karangasem Mulai Menggeliat
“Kali ini kami libatkan juri yang memang paham tentang ogoh-ogoh dan paham akan sastra. Karena karakter ogoh-ogoh banyak diambil dari sastra, seperti kisah pewayangan maupun lainnya,” kata Gung Yuda.
Untuk ukuran ogoh-ogoh peserta minimal yakni 2 meter dan maksimal 5,5 meter.
“Bahan-bahannya menggunakan bahan alami dan ramah lingkungan sesuai dengan Perda atau ketentuan yang berlaku yang sudah disampaikan oleh pemerintah,” katanya. (*).
Kumpulan Artikel Denpasar