Berita Buleleng
2 Warga Buleleng Meninggal Terkonfirmasi Positif Rabies
Dua warga itu masing-masing berasal dari Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, dan Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan Buleleng
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Dua warga Buleleng dinyatakan meninggal dunia akibat terjangkit rabies.
Dua warga itu masing-masing berasal dari Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, dan Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan Buleleng.
Dari dua kasus kematian itu, salah satunya memiliki riwayat sempat mengonsumsi daging anjing.
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dr Sucipto ditemui Rabu (23/2/2020) mengatakan, kasus kematian positif rabies terakhir terjadi di Kelurahan Banjar Tegal.
Baca juga: KPU Buleleng Dapat Hibah Rp 43,9 Miliar untuk Pilkada 2024
Salah seorang warga di Kelurahan tersebut meninggal dunia pada Sabtu (19/2/2022) lalu, setelah dua bulan yang lalu sempat digigit oleh anjing liar, di bagian tangan kanannya.
Saat digigit anjing liar itu, pasien menolak usulan keluarga serta teman-temannya untuk mendapatkan suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR) di fasilitas kesehatan.
Penolakan ini dilakukan pasien, lantaran merasa luka gigitan yang dialami tidak terlalu parah.
Hingga pada Jumat (18/2/2022) lalu, pasien dilarikan oleh keluarganya ke RSUD Buleleng, lantaran telah mengalami gejala berupa kesemutan, demam, serta sulit minum air.
Pasien sempat dirawat selama satu hari, kemudian pada Sabtu (19/2/2022) pasien meminta untuk pulang paksa.
Pihak rumah sakit sejatinya tidak mengizinkan pasien untuk pulang paksa, dengan telah memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien.
Namun pasien tetap bersikukuh untuk pulang paksa.
Setelah pasien pulang, Satgas Dinkes Buleleng bersama Lurah dan aparat keamanan ungkap dr Sucipto juga sempat mendatangi kediaman pasien.
Pihaknya kembali memberikan pemahaman kepada pasien agar bersedia dirawat di rumah sakit.
Mengingat gejala yang dialami mengarah ke rabies, dan seharusnya menjalani perawatan di ruang isolasi. Namun pasien tetap menolak bujukan satgas.
Baca juga: TNI AL Kembangkan Program Budidaya Udang Paname di Lovina Buleleng
Selain kembali memberikan edukasi kepada pasien, Satgas juga melakukan tracing kepada 15 keluarga yang sempat melakukan kontak dengan pasien.
15 keluarga pasien itu langsung diberikan vaksin VAR, sebab dikhawatirkan virus rabies menyebar lewat saliva.
"Pasien kemudian hari Minggu semakin memburuk, dibawa ke RS dan telah dinyatakan meninggal. Kami sudah berkoordinasi dengan dokter hewan, anjingnya tidak berhasil ditemukan. Habis mengigit, anjing itu langsung lari. Kejadian gigitannya juga sudah dua bulan yang lalu, jadi kami sulit untuk menemukan anjingnya," ungkapnya.
Selain di Kelurahan Banjar Tegal, kasus kematian akibat terpapar rabies juga terjadi di Desa Sudaji.
Pasien meninggal dunia pada Januari lalu di rumah sakit.
dr Sucipto menyebut, khusus untuk kasus kematian rabies di Desa Sudaji ini masih diselidiki oleh pihaknya.
Pasalnya, pasien tidak memiliki riwayat digigit oleh anjing.
Sebelum dilarikan ke RS, pasien hanya mengaku sempat mengonsumsi olahan daging anjing.
"Yang di Sudaji, tidak ada riwayat gigitan. Tapi secara klinis, dan dokter yang merawat menyatakan pasien sudah positif rabies.
Pasien hanya ada riwayat mengonsumsi daging anjing. Ini masih kami selidiki, karena secara teori penularan tidak lewat makanan, apalagi kalo makanannya dimasak dengan benar.
Baca juga: Pemkab Buleleng Hibahkan Dana 43.9 Miliar untuk Pilkada 2024
Kasus Sudaji ini masuk catatan kami, karena gejala klinisnya sudah mengarah ke rabies," terangnya.
Selain itu, kasus gigitan anjing yang terjadi sejak 2021 hingga saat ini ungkap dr Sucipto sudah mencapai 327 kasus.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat, apabila terkena gigitan anjing, agar segera mendatangi fasilitas kesehatan seperti puskemas dan rumah sakit.
Di seluruh puskesmas, pihaknya telah membentuk rabies center, sehingga vaksin VAR dapat dengan mudah didapatkan oleh masyarakat.
"Melihat kejadian di Kelurahan Banjar Tegal ini penangannnya terbilang terlambat. Semestinya habis digigit, langsung datang ke puskesmas atau rumah sakit. Kami sudah menyediakan rabies center.
Stok VAR di seluruh faskes juga saat ini aman. Kalau terlambat diberikan vaksin dan gejala sudah muncul, pasien cenderung susah untuk diselamatkan. Pasti meninggal," tutupnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Buleleng