Berita Buleleng

Masih Suasana Pandemi, MDA Buleleng Batasi Jumlah Peserta Melasti Serangkaian Hari Raya Nyepi

Hanya saja masyarakat diimbau untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, serta membatasi jumlah peserta.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Penyarikan MDA Buleleng, Nyoman Westa 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Majelis Desa Adat Buleleng mengimbau masyarakat untuk membatasi jumlah peserta yang mengikuti upacara melasti, serangkaian hari raya Nyepi.

Dimana jumlah peserta yang mengikuti melasti minimal 25 hingga 50 orang.

Penyarikan MDA Buleleng, Nyoman Westa ditemui Rabu (23/2/2022) mengatakan, sesuai dengan arahan dari MDA Bali, upacara melasti dapat dilaksanakan di tengah situasi pandemi ini.

Hanya saja masyarakat diimbau untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, serta membatasi jumlah peserta.

Baca juga: BESOK, Dinas Pertanian Buleleng Laksanakan Eliminasi Anjing dan Vaksinasi di Banjar Tegal

Dimana melasti hanya dapat diikuti oleh prajuru adat atau sulinggih.

Peserta yang ikut dalam upacara melasti juga diharapkan sudah mendapatkan vaksinasi sebanyak dua kali, serta tidak sakit dengan gejala ke arah covid-19.

Melasti kata Westa juga diharapkan sedapat mungkin untuk dilakukan di tempat terdekat, seperti beji atau sungai.

Ini untuk mengurangi terjadinya kerumunan.

Ia pun berharap masyarakat dapat memaklumi peraturan ini, untuk menjaga agar penularan Covid-19 tidak meningkat.

"Kalau ada tempat terdekat seperti sungai atau beji, diharapkan dilakukan disana. Semakin dekat dan semakin sedikit pesertanya, maka semakin baik.

Ini tidak mengurangi rasa bhakti kepada tuhan. Kita harus menjaga kepentingan yang lebih besar, demi kesehatan bersama," terangnya.

Sementara terkait pengarakan ogoh-ogoh, sesuai dengan keputusan terbaru Gubernur Bali, masyarakat diizinkan untuk mengarak ogoh-ogoh.

Hanya saja, jumlah peserta juga dibatasi sebanyak 25 orang, telah divaksin sebanyak dua kali,  serta peserta yang terlibat harus  menjalani swab antigen.

Pelaksanaan swab antigen jelas Westa didanai oleh prajuru desa adat masing-masing.

Baca juga: 2 Warga Buleleng Meninggal Terkonfirmasi Positif Rabies

"Biaya untuk swab itu dari prajuru desa adat masing-masing. Kalau penontonnya nanti, harus diawasi juga oleh prajuru desa adat masing-masing, jangan sampai terjadi kerumunan.

Pengawasan bersinergi dengan  ini pengawasannya dari desa adat.

Kami masih mendata berapa desa yang melaksanakan pengarakan ogoh-ogoh," tutupnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved