Berita Gianyar

Revitalisasi Pasar Ubud Telah Dibahas DPRD Gianyar, Komisi II Minta Gunakan Bata Tulikup

pembangunan Pasar Ubud ini diwajibkan menggunakan bata tulikup, karena merupakan produk lokal warga Desa Tulikup, Gianyar

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Ketua Komisi II DPRD Gianyar, I Wayan Suartana 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Revitalisasi Pasar Tradisional Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar telah dibahas dalam rapat kerja (raker) Komisi II DPRD Gianyar bersama  Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar, Dinas PUPR Gianyar dan Unit Layanan Pengadaan (ULP) serta manajemen konsultan terkait revitalisasi.

Dalam raker tersebut, pembangunan Pasar Ubud ini diwajibkan menggunakan bata tulikup, karena merupakan produk lokal warga Desa Tulikup, Gianyar.

Ketua Komisi II DPRD Gianyar, I Wayan Suartana, Rabu 23 Februari 2022 mengatakan, rapat kerja bersama instansi terkait revitalisasi Pasar Tradisional Ubud tersebut untuk memperjelas berbagai hal.

Mulai dari kapan proyek akan berlangsung hingga menggunakan bahan lokal untuk pembuatannya pasarnya.

Baca juga: Gara-gara Wajib Swab Antigen, STT di Gianyar Kesulitan Mencari Tukang Arak Ogoh-ogoh

"Untuk tahap proyek, sekarang prosesnya itu masih dalam tahap lelang, mungkin bulan Februari-Maret sudah dilakukan pembongkaran bangunan, sehingga mungkin pekerjaannya sekitar bulan Mei," ujarnya.

Dalam rapat tersebut diungkapkan rincian sumber anggaran revitalisasi Pasar Ubud ini.

Yakni, Rp 75 miliar bersumber dari Dana Alokas Khusus (DAK) dan Rp 27 miliar dari APBD Gianyar.

Disebutkan bahwa peruntukan anggaran Rp 27 miliar tersebut untuk dua hal. Yakni, sebesar Rp 25 miliar untuk fisik dan Rp 2 miliar untuk anggaran perencanaan.

Terkait anggaran yang besar tersebut, Suartana mengatakan, komisi II meminta pembangunan Pasar Ubud tetap menonjolkan desain khas Bali.

Terlebih Pasar Ubud merupakan ikon Ubud sebagai destinasi wisata budaya.

Selain itu, pihaknya juga menegaskan agar pembangunannya nanti wajib menggunakan material lokal, misalnya bata tulikup.

"Untuk ornamen atau desain style Bali di Pasar Ubud nanti harus memakai material atau bahan lokal, misalnya menggunakan bata Tulikup," tegasnya.

Disebutkan, Pasar Tradisional Ubud selama ini menampung 986 pedagang.

Terdiri dari, 12 toko sembako, 146 toko seni, 71 los basah, 336 los bahan pokok, dan 42 los seni.

Sehingga total ada 828 los ditambah 158 toko.

Baca juga: Kasusnya Dilimpahkan ke Kejari Gianyar, Pelaku Pembacokan di Sukawati Dikenakan Pasal Berlapis

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved