Human Interest Story
Dari Hobi Jadi Rejeki, Kisah Lurah Kubu Bangli yang Beternak Burung Anis Merah
Sembari berkicau, burung dengan nama latin Geokichla citrina itu sesekali juga menampilkan tarian khas yang oleh para penghobi disebut dengan 'teler'
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
Disisi lain, merawat Anis merah cukup mudah. Arya mengatakan burung ini dimandikan, diberi makan dan minum seminggu dua kali. Sehari-hari sangkar burung ini lebih banyak ditutup kain, untuk keamanan dan kenyamanan.
"Burung ini tidak senang dirawat tiap hari. Kalau memang pingin dengar suaranya dibuka penutup sangkarnya, nanti dia teler," jelasnya.
Kendati demikian, Arya mengakui jika kebanyakan pemula lebih percaya pada cerita yang salah. Yang mengatakan merawat Anis merah sulit, sering macet.
"Macet dalam artian sering ndak bunyi (berkicau) kalau pindah rumah, harus dirawat tiap hari. Itu artinya persepsi yang salah tentang perawatan Anis merah" ucapnya.
Kata Arya, kebanyakan pemula membeli Anis merah di tempat yang salah. Selain itu terkecoh dengan harga yang murah.
"Hanya Anis merah jantan yang berkicau dan teler. Harganya pun pasti lebih mahal. Kisaran Rp 1 juta keatas. Sedangkan yang betina tidak berkicau, dan harganya juga jauh lebih murah daripada yang jantan," paparnya.
Oleh sebab itu pula, bagi pemula, Arya menyarankan agar membeli di tempat-tempat yang berlabel. Sehingga lebih terjamin.
Ia juga menyarankan bagi pemula untuk tidak membeli burung Anis merah dari anakan.
"Lebih baik kumpulkan uang sekitar Rp 1,5 juta, dan beli yang sudah teler. Kalau sudah terbiasa, baru beli yang anakan," tandasnya. (*)