Berita Gianyar
Lautan Masyrakat Sambut Kedatangan Bade Tumpang 9 istri Ida Dwagung Peliatan IX di Setra Ubud
Bade Tumpang Sembilan istri Ida Dwagung Peliatan IX, Anak Agung Oka Susmini telah tiba di setra Pura Dalem Puri Ubud
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Harun Ar Rasyid
Data yang diterima Tribun Bali di Puri Agung Peliatan, Rabu 23 Februari 2022, diketahui bahwa Anak Agung Oka Susmini lahir pada 19 November 1939.
Baca juga: PLN Ubud Putus Sementara Jaringan Listrik di Sekitar Jalur Pelebon Istri Ida Dwagung Peliatan IX
Beliau merupakan istri satu-satunya dari Ida Dwagung Peliatan IX. Diketahui Anak Agung Oka Susmini wafat pada 12 Desember 2021 pukul 12.00 Wita di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani Gianyar.
Selama menantikan prosesi pelebon, layon dititipkan selama beberapa bulan di sana, dan baru dipulangkan ke Puri Agung Peliatan pada 20 Februari 2022.
Sebelum wafat, mendiang mengalami sejumlah penyakit. Diawali dengan penyakit jantung, dan sudah dilakukan pemeriksaan di pertengahan tahun 2021 lalu.
Setelah beberapa bulan di puri, tiba-tiba mendiang terkena stroke sebanyak dua kali. Satu kali di puri dan satu kali di rumah sakit.
Dikarenakan stroke yang dialami cukup berat, sehingga mendiang diopname di RSUD Sanjiwani selama beberapa bulan. Yakni, dari Oktober sampai menghembuskan nafas terakhir 12 Desember 2021 pukul 12.00 Wita.
Pantauan di jaba Puri Agung Peliatan, Rabu 23 Februari 2022, sejumlah sarana pelebon telah rampung dikerjakan.
Mulai dari Ogoh-ogoh Cupak buatan pemuda Banjar Teruna, Desa Peliatan. Dimana ogoh-ogoh ini nantinya, oleh Pengelingsir Puri Agung Peliatan, Ida Cekorda Gede Putra Nindia, dikatakan sebagai penunjuk arah ketika perjalanan layon (jenazah) menuju setra atau kuburan.
Selain ogoh-ogoh, terdapat juga lembu putih yang nantinya menjadi tempat layon dikremasi. Serta ada bade tumpang sembilan dengan ketinggian 24 meter, yang nantinya digunakan untuk membawa layon dari Puri Agung Peliatan sampai ke kuburan.

Dalam plebon kali ini, pihak puri tidak menggunakan nagabanda. Sebab, menurur Ida Cokorda Nindia, penggunaan nagabanda hanya digunakan dalam plebon tingkat utama.
Baca juga: Wagub Cok Ace Hadiri Pelebon Istri Ida Dwagung Peliatan IX Puri Agung Peliatan Ubud
"Jika orang mengatakan plebon yang kami gelar ini besar, sebenarnya tidak. Plebon kali ini sederhana, ini tingkat madya. Dan, baru kali ini kami di Puri Agung Peliatan memgambil plebon tingkat sederhana, ini untuk menghormati Satgas Covid-19, selain itu, mendiang juga meminta agar plebonnya sederhana saja," ujar Ida Cokorda Nindia.
Saat hari H nanti, kata Ida Cokorda Nindia, akan dilakukan arak-arakan dan prosesi lainnya seperti yang telah diwariskan leluhur Puri Agung Peliatan. Seperti adanya gayot dan tarian yang berjalan kaki sampai ke kuburan. Mantan Sekda Gianyar tersebut mengatakan, semua yang terlibat dalam plebon sudah divaksin, sehingga pihaknya meyakini bahwa plebon ini aman untuk digelar.
Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau masyarakat yang ingin menyaksikan prosesi upacara plebon ini supaya tetap mematuhi protokol kesehatan. Yakni memakai masker dan telah divaksin booster.
"Kami di Puri Peliatan sendiri telah divaksin booster, dan di Peliatan sendiri, Ubud pada umumnya, hampir semua masyarakat telah divaksin booster, karena itu kami meyakini plebon ini aman untuk dilakukan. Tapi untuk mengindari hal yang tak diinginkan, masyarakat yang ingin menonton diharapkan tetap memakai masker," harapnya.
(*)