Desa Adat Kota Tabanan Mapepada Pakai Kerbau hingga Angsa, Melasti Ngubeng dan Angamet Toya Segara

Kami juga menggunakan wewalungan (hewan) seperti kerbau, sapi, kambing, anjing blang bungkem, dan angsa. Nanti wewalungan ini akan ngider di lokasi prosesi tersebut," jelasnya.

Terakhir, kata dia, pada hari Pangrupukan atau H-1 Nyepi akan dilaksanakn prosesi mebuu-buu.

Pihak Desa Adat Kota Tabanan akan melaksanakannya dengan cara keliling di seluruh penjuru Desa Adat. 

Dia juga menegaskan, inti dari saat hari pangrupukan tersebut adalah mebuu-buu.

Mebuu-buu adalah prosesi untuk nyomya buta kala. Kemudian ogoh-ogoh merupakan budaya dari masyarakat yang hingga saat ini masih dilestarikan.

Namun karena kondisi pandemi dan aturan dari MDA Bali pihaknya sepakat untuk tidak menggelarnya. 

"Astungkara pelaksanaan Nyepi tahun saka 1944 bisa berjalan aman dan lancar. Harapan terbesar adalah pandemi segera berlalu dan ekonomi masyarakat bisa pulih kembali," tandasnya.

(*)