Human Interest Story
KISAH Disabilitas di Jembrana Bisnis Rajut 10 Tahun Lamanya, Ayu Mang: Keadaan Membuat Tiang Kuat
Ayu Mang, sejak 16 tahun dirinya kehilangan pendengaran karena sakit. Sehingga dirinya belajar merajut sejak umur 25 hingga 35 tahunan.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Gusti Ayu Komang Budi Rahayu, 45 tahun, nampak sedang serius membuat rajutan berupa tas di rumahnya.
Ayu Mang begitu sapaan akrabnya, merupakan penyandang disabilitas.
Namun, kekurangan fisiknya tidak membuatnya patah semangat.
Bahkan, ia tidak pernah menggantungkan seluruh hidupnya kepada keluarganya.
Ayu Mang menuturkan, bahwa dirinya merupakan penyandang disabilitas sejak lahir.
Baca juga: KISAH Arifin Panigoro, Pendiri Medco Grup, Liat Celah Saat Indonesia Oil Boom, Wantimpres Jokowi
Baca juga: Kisah Kuli Pasar Jadi Prajurit, Gadaikan Motor untuk Daftar TNI, IPK Terbaik Dipeluk Jenderal Dudung
Baca juga: Kisah Maret, Pembuat Kerajinan dari Sampah Plastik di Buleleng, Terjual hingga ke Sumatera
Dan sejak 16 tahun dirinya kehilangan pendengaran karena sakit.
Karena itu pulalah dirinya menggunakan alat pendengaran.
Hanya saja saat ini alat pendengaran itu kini sedang bermasalah.
Akibatnya, Ayu Mang pun kesusahan ketika berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga atau tamu yang datang ke rumahnya.
“Saya sejak lahir jadi penyandang disabilitas. Dan sudah 16 tahun terakhir mengalami gangguan pendengaran karena sakit,” ucapnya Senin 28 Februari 2022.
Keterbatasan pada pendengaran, membuat wartawan Tribun-Bali.Com pun berkomunikasi dengan Ayu Mang dengan chat di WhatsApp.

Ayu Mang melanjutkan, bahwa dirinya pun tidak ingin menggantungkan dirinya kepada orang lain terutama keluarga.
Sehingga dirinya belajar merajut sejak umur 25 hingga 35 tahunan. Dan mulai merajut sejak 10 tahun belakangan.
Sebelumnya, dirinya juga pernah kerja ditoko bunga 'gema florist' Negara yang berada tepat di depan rumahnya, selama tiga tahun sambil terima pesanan flanel rajutan karyanya.
“Keadaan yang membuat tiang (saya) kuat, pak. Saya pengen membuktikan meski penyandang disibilitas bisa berkarya,” ungkapnya.
Ayu Mang mengaku, saat ini dirinya dalam melanjutkan usaha rajutannya masih terkendala modal dan pemasaran.
Baca juga: Jenderal Dudung Berkaca-kaca Dengar Kisah Sertu Lugas, Anak Yatim Jual Gorengan Lulus Prajurit TNI
Baca juga: Kisah Pelaku Wisata di Nusa Penida Bertahan Saat Pandemi Covid-19, Kembali Budidaya Rumput Laut
Baca juga: Kisah Dalem Dimade Mengungsi ke Guliang Usai Digebuk Gusti Maruti
Selama ini untuk promosi dirinya dibantu saudara dan teman-teman.
Dan juga di promosikan di media sosialnya di facebook, dan instagram.
Seluruh foto-foto hasil karyanya di promosikan di sana.
Sehingga masyarakat atau pengguna sosial media bisa langsung memesan di sana disertai dengan harganya.
“Tyang tidak akan pernah menyerah dengan keadaan. Tetap akan semangat (dengan segala kekurangan yang dimiliki),” bebernya.
Ia menambhakan, bahwa yang dijual atau yang bisa dibuat oleh Ayu Mang ialah rajutan berupa Boneka, baju, topi tas, dan rajutan model lainnya.
Untuk salah satu karyanya berupa boneka rajutan yang sudah laku terjual seharga Rp 250 ribu.
Namun, untuk harga dari rajutannya sendiri tergantung ukuran model.
“Kalau boneka yang sudah terjual Rp 250 ribu dan untuk tas tuang jual Rp 350 ribu. Semua tergantung model dan ukuran untuk tyang jual,” imbuhnya. (ang).