Berita Bali

Nyepi dan Maknanya Secara Esoteris Metafisis

Nyepi dan Maknanya Secara Esoteris Metafisis, Berikut Ini Penjelasan Lengkap Guru Mangku Hipno alias GMH

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Humas Pemkot Denpasar
Suasana Kota Denpasar saat penerapan imbauan tetap tinggal di rumah sehari setelah Nyepi beberapa waktu lalu. Nyepi dan Maknanya Secara Esoteris Metafisis 

Serta membiarkan sensitivitas mendapatkan tempat yang utama. Saat alam semesta sedang dalam putaran waktu Sunyaka, dimana rem semesta dipasang.

"Maka seluruh gerak terasa melambat, saat inilah waktu terbaik melakukan selfhypnosis (menghipnosis diri sendiri), yaitu menghipnosis diri dengan melakukan Tarkayana atau perenungan dalam yang tertuju pada tiga hal," kata ahli pengobatan Psikosomatik Anxiety ini. 

Diantaranya, adalah bagaimana setelah kesunyian ini maka diri bisa menjadi lebih benar, lebih bijak, dan lebih indah, dalam menjalani hidup.

"Sehingga kita menjadi pribadi yang sanggup memberikan kontribusi positif, pada setiap mahluk yang bertumbuh di muka bumi ini," sebutnya. 

Efeknya, bumi tercinta ini pun, kata dia, akan menjadi tempat terindah bagi semua mahluk menjalani kehidupan.

"Heling artinya ketika kita memasuki masa hening, atau di kala sunia, maka akan bertumbuh kesadaran baru dalam diri kita sebagai manusia," imbuh GMH. 

Kesadaran tersebut menyangkut dua hal. Pertama, manusia punya kewajiban memutar Cakra Yadnya untuk menghindarkan alam ini mengalami pralaya atau kiamat.

"Jadi manusia harus bergerak, membaikkan, membangun, meninggalkan sisi-sisi gelap dan keburukan yang selama ini terlanjur dimiliki," ucapnya.

Kedua, kesadaran bahwa suka-duka lara-pati hanyalah berada di tangan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

"Dengan bertumbuhnya kesadaran diri ini, maka sebagai manusia kita akan mampu menerima kenyataan hidup sebagai bagian dari takdir," ujarnya.

Baca juga: Hari Raya Nyepi 2022, Jalan Tol Bali Mandara Tutup 32 Jam

Saat mampu menerima kenyataan hidup dengan ikhlas dan tulus, maka keluhan demi keluhan akan menghilang berganti rasa syukur bahwa masih terlalu banyak anugerah Tuhan yang telah diterima selama ini.

"Jadi makna Nyepi secara metafisis, adalah bagian dari proses evolusi kontemplatif bertumbuhnya tingkat kesadaran spiritual seseorang, menuju kualitas spiritual yang lebih baik," ujarnya. 

Sudah selayaknya setelah Nyepi, manusia menjadi pribadi yang bercahaya yang mampu memvibrasi dan berbagi aura kebaikan bagi kehidupan lainnya.

"Topeng lama yang kiranya sudah lapuk karena tercemar virus SMS (senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang). Kemudian topeng diri yang sudah terjangkit penyakit iri dengki, harapan yang gagal akut, roh topeng yang penuh permusuhan bisa sirna," katanya.

Setelah menjalani masa sunya ini atau Nyepi, semuanya diganti dengan topeng baru yang berwajah menyejukkan jiwa, menyenangkan pikiran, menenangkan hati, menyamankan tubuh bagi siapa saja yang berada di sekitar, sehingga semua makhluk semesta berdamai.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved