Berita Bali
Nyepi dan Maknanya Secara Esoteris Metafisis
Nyepi dan Maknanya Secara Esoteris Metafisis, Berikut Ini Penjelasan Lengkap Guru Mangku Hipno alias GMH
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
"Jadilah manusia baru, manusia yang telah mengalami transformasi dari ulat menjadi kepompong, lalu menjelma menjadi kupu-kupu yang menebar keindahan," ucapnya.
Secara filosifis metafisis, setelah melaksanakan Catur Brata Penyepian, maka manusia akan memiliki kesempatan berubah dalam wirama, wirasa, dan wiraga.
"Tiga perubahan tersebut akan membawa dampak positif dalam kognitif, psikomotorik, dan afektif dalam keseharian kita," imbuhnya.
Secara Esoteris, Nyepi adalah ruang dan waktu dimana saatnya bercengkerama dengan batin.
"Mendengarkan suara hati yang selama ini kita abaikan, merasakan kedamaian rohani lebih lekat. Menyepi adalah tapa brata kesunyian di mana yang ada ialah diri dan ‘diri sejati’. Dalam keheningan kita disarankan untuk lebih dekat dengan beliau," sebut ahli Teohipnoterapi ini.
Baca juga: KUMPULAN Ucapan Hari Raya Nyepi Dalam Beberapa Bahasa, Bisa Dikirim via WA dan Status FB
Sehingga tercipta hiburan yang paling sejati dalam diri manusia, yaitu nyanyian hati, nyanyian kesunyian, yang walaupun mungkin belum sampai pada tingkat ‘mendengarkan’ nyanyian hati atau kesunyian itu.
Setidaknya seluruh indera pada diri bisa diistirahatkan dari hiburan-hiburan hedonistik duniawi.
"Hiburan-hiburan yang bersifat indrawi, dan kadang pun terasa menjemukan juga," katanya.
Nyepi adalah keheningan yang bisa ditawarkan Bali dan dilakukan oleh masyarakat Bali. Ketika pada umumnya tahun baru disambut dengan perayaan riuh meriah, maka tahun baru Saka disambut dengan kesunyian lahir batin di Bali.
Bagi tetua Bali masa lalu, Nyepi tak bertimbang pada untung-rugi dalam pergerakan ekonomi. Sebab bagaimanapun mungkin leluhur Hindu merasa ada satu waktu di mana orang-orang membutuhkan rasa sunyi.
Untuk memberi kesempatan memeriksa seluruh diri dalam perjalanan hidup setahun setelahnya, serta sebagai ajang bersyukur kepad Id Sang Hyang Widhi Wasa.
"Bagi mereka yang tekun suntuk dalam perilaku spiritual, maka momentum Nyepi menjadi saat yang paling indah melakukan tapa brata (pengekangan seluruh nafsu yang ada dalam diri)," tegasnya.
"Dengan cara yoga dan semadi yang serius. Bahkan berpuasa. Karena saat Nyepi adalah kondisi yang paling memungkinkan mereka mendapatkan ketenangan," sebutnya.
Maka yakini keheningan menyeluruh yang membantu dalam mengantarkan ke jalan spiritual itu. Sebab menuju sunyi adalah pula laku spiritual.
"Kesunyian dibutuhkan oleh manusia karena kuatnya pengaruh keduniawian yang sering kali mengikat dan mengaburkan umat manusia. Sehingga gagal menyelami dirinya sendiri," imbuhnya.