Berita Gianyar
Tahun Lalu Hangus, Bupati Gianyar Tegaskan Tunjangan ASN Tahun Ini Lancar
Bupati Gianyar, Made 'Agus' Mahayastra akhirnya buka suara terkait tunjangan atau tambahan penghasilan pegawai (TPP) Aparatur Sipil Negara (ASN)
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Sebelumnya diberitakan, pandemi covid-19, yang menyebabkan pendapatan asli daerah (PAD) Gianyar terjungkal, menyebabkan insentif (tunjangan/TPP) Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Gianyar, yang selama ini dibiayai APBD Gianyar pun tak dibayarkan.
Para ASN ini semakin pusing lantaran mendapatkan informasi bahwa insentif yang belum dibayarkan tersebut, dihanguskan. Sebagian besar ASN Pemkab Gianyar pun terpukul akan hal tersebut.
Sebab selama ini, insentif itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara gaji pokok mereka bersumber dari APBN, telah 'tergadaikan' di bank.
Baca juga: ASN Pemkab Gianyar Pusing, Duga Insentif yang Belum Diterima Dihanguskan, Benarkah?
Berdasarkan informasi dihimpun, Rabu 9 Maret 2022, Pemkab Gianyar diduga menghanguskan pembayaran insentif/tambahan penghasilan pegawai (TPP) bulan September sampai Desember 2021.
Dugaan tersebut telah tersebar melalui pesan WhatsApp. Pesan tersebut berisikan "Untuk tukes (TPP) bulan September-Desember (2021) dihanguskan atau tidak dibayar oleh Pemda, suksma,".
Menurut sejumlah sumber, persoalan insentif pegawai ini sudah terjadi sejak pertengahan pandemi covid-19.
Di mana biasanya, pembayaran insentif tersebut selalu telat. Bahkan informasi, insentif yang terhutang di bulan Agustus 2021, baru dibayarkan Februari 2022.
Menurut salah satu ASN yang tidak mau disebutkan namanya, alasannya ASN sudah dapat gaji apalagi tenaga kesehatan yang mendapat banyak insentif.
Dikatakan juga, tim vaksinator seharusnya ada insentifnya tetapi karena di Gianyar sistem gotong royong yang dikerjakan bersama OPD lain, jadi tidak diamprahkan.
"Saya dengar hanya di Gianyar saja yang seperti ini," kata seorang nakes di Gianyar.
Sumber lainnya menyebutkan, saat ini banyak ASN yang terpaksa mencari penghasilan tambahan di luar tugasnya sebagai pegawai pemerintahan.
Hal itu karena gaji telah digadaikan di bank. Selain itu, tidak semua ASN hidup berkecukupan. Banyak dari mereka yang menjadi tulang punggung keluarga, sehingga insentif yang diharapkan untuk tambahan ekonomi keluarga selama ini sangat dibutuhkan.
"Tidak semua pegawai negeri itu kaya, ada yang jadi tulang punggung keluarga yang anggota keluarganya tidak bekerja karena pandemi. Insentif itu sangat dibutuhkan untuk sehari-hari. Belum lagi gaji yang sudah digadaikan di bank. Makanya begitu dengar insentif hangus, kami sangat terpukul," ujar ASN yang ingin disembunyikan identitasnya. (*)