Berita Denpasar
Giat Banjar Creative Space Sasar Banjar Pule Bangli, Kembangkan UMKM Tradisional
ukan hanya berfokus pada banjar yang terletak di perkotaan, BCS juga menyasar banjar-banjar yang ada dikawasan Kabupaten.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kegiatan Banjar Creative Space (BCS) masih berlangsung untuk menghidupkan kreativitas pada banjar-banjar yang ada di Bali.
Bukan hanya berfokus pada banjar yang terletak di perkotaan, BCS juga menyasar banjar-banjar yang ada dikawasan Kabupaten.
Kali giliran Banjar Pule, Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli yang menjadi salah satu role model Banjar Creative Space (BCS).
Dipilihanya Banjar Pule menjadi role model merupakan kerjasama BITHUB (Bali Initiative Hub), Indonesia Creative Cities Network (ICCN), STMIK Primakara, serta stakeholder lainnya dan didukung oleh Menteri BUMN Erick Thohir melalui program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) Pertamina ini.
Kick off program ini dilaksanakan Minggu 20 Maret 2022 dihadiri COO (Chief Operating Officer) BITHUB Made Artana yang juga Ketua STMIK Primakara, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli Wayan Sugiartha, Ketua Komunitas Kreatif Banjar Pule KD Dewantara Rata, Lurah Kawan, Kelian Adat Banjar Pule, Kepala Lingkungan Banjar Pule dan undangan lainnya.
Untuk di Bali, ada 11 banjar yang menjadi role model Banjar Creative Space.
Baca juga: Kembangkan Program Banjar Creative Space, Erick Thohir Harap Ekonomi Bali Bisa Segera Bangkit
Baca juga: Selesai Balapan MotoGP, Begini Tanggapan Mbak Rara Pawang Hujan Soal Dirinya Disoraki Penonton
BCS dirancang menjadi strategi pengembangan potensi berbasis masyarakat Bali yang simpul utamanya berada di banjar-banjar.
Setelah kick off program BCS di Banjar Pule ini akan dilaksanakan 21 kali workshop dengan berbagai materi seperti Lightning Decision Jam (LDJ), digital marketing, konten kreatif, pengembangan produk dan lainnya.
COO (Chief Operating Officer) BITHUB Made Artana yang juga Ketua STMIK Primakara mengungkapkan sebetulnya distribusi per-kabupaten pihaknya memilih satu karena dari Pertamina tersedia 10 banjar yang dibantu jadi untuk Bangli dapat jatah 1 banjar.
"Untuk yang pertama kali ini kita dapat pendataan di Banjar mana bisa diselenggarakan ini berdasarkan jejaring kita. Baik itu di JCI maupun yang lainnya. Jadi belum dilakukan kurasi secara terbuka. Salah satunya karena ada teman-teman JCI Bangli direkomendasikan di Bangli,” ungkap Artana.
Ia mengungkapkan jika berbicara pariwisata, Bangli mengalami tantangan karena satu-satunya daerah yang tidak memiliki pantai dimana notabenenya pantai merupakan aset yang berharga bagi sebuah destinasi pariwisata.
Namun Bangli masih mempunyai Kintamani yang daerah pariwisatanya paling berkembang.
Namun tentu sektor pariwisata ini perlu sektor ekonomi pendamping dan alternatif salah satunya yang didorong adalah ekonomi kreatif dengan 17 subsektor yang ada.
Yakni pengembang permainan, arsitektur, desain interior, music, seni rupa, desain produk, fashion, kuliner.
Lalu ada film, animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya periklanan, seni pertunjukkan, penerbitan dan aplikasi.